Sabtu 05 Sep 2020 07:30 WIB

Sakit Pencernaan Jadi Salah Satu Gejala Covid-19 pada Anak

Awalnya, gejala Covid-19 yang dikenali hanya demam, batuk, dan sesak napas.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Covid-19 (ilustrasi). Menurut tim dari Queen's University, Belfast yang telah mempelajari anak-anak yang kena Covid-19, gejala sakit perut mungkin menjadi hal yang perlu diwaspadai sebagai tanda infeksi virus corona.
Foto: www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi). Menurut tim dari Queen's University, Belfast yang telah mempelajari anak-anak yang kena Covid-19, gejala sakit perut mungkin menjadi hal yang perlu diwaspadai sebagai tanda infeksi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sejak pandemi virus corona dimulai, daftar gejala penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit Covid-19, semakin panjang.  Awalnya terdapat tiga gejala, yaitu demam, batuk, dan sesak napas.

Seiring berjalannya waktu, gejala lain seperti hilangnya kemampuan indra perasa dan penciuman, nyeri tubuh, dan sakit kepala, juga ditambahkan ke daftar gejala. Dilansir Times Now News, Jumat (4/9), daftar gejala lain yang semakin panjang dalam konteks yang sama adalah orang-orang yang berisiko tinggi mengalami kontraksi dan komplikasi akibat Covid-19.

Baca Juga

Meskipun pada awalnya dilaporkan bahwa anak-anak mungkin mengalami gejala ringan karena infeksi, penyakit mirip Kawasaki yang langka dan komplikasi lain telah dilaporkan menyerang si kecil.

Temuan terbaru menambah panjang daftar gejala Covid-19. Menurut tim dari Queen's University, Belfast yang telah mempelajari anak-anak yang kena Covid-19, gejala sakit perut mungkin menjadi hal yang perlu diwaspadai sebagai tanda infeksi virus corona.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, diare telah dilaporkan sebagai kemungkinan gejala Covid-19 pada orang dewasa, karena banyak pasien melaporkan hal yang sama.  Namun, di Inggris, gejala Covid-19 yang diakui adalah demam, batuk, dan hilangnya kemampuan indra penciuman dan perasa.

Menurut studi terbaru, hampir 1.000 anak dan sampel darah mereka diteliti untuk mengetahui apakah mereka belum lama ini terinfeksi virus corona. Hasilnya dipublikasikan di pra-cetak MedRvix.

Penemuan tersebut memberi kesan bahwa 68 dari 992 anak memiliki antibodi terhadap virus menunjukkan bahwa mereka pernah terinfeksi SARS-CoV-2. Separuh dari anak-anak ini juga ditemukan memiliki gejala.

Gejala yang paling umum adalah demam, dilaporkan pada 21 dari 68 anak. Batuk juga umum, tetapi gejalanya terlihat pada anak-anak yang dites negatif untuk virus juga.

Namun, gejala gastrointestinal dilaporkan pada 13 dari 68 anak dan tampaknya terkait dengan Covid-19. Gejala lain seperti ketidakmampuan lidah mengenali rasa dan kegagalan hidung mencium bau kurang umum, dilaporkan hanya oleh enam anak yang dites positif antibodi.

"Kami tahu bahwa, untungnya, kebanyakan anak-anak yang tertular virus tidak akan sakit parahm tetapi kami masih belum tahu seberapa banyak anak-anak mungkin menyebarkannya." kata peneliti utama Dr Tom Waterfield.

Menambahkan gejala gastrointestinal akan mengidentifikasi hampir semua atau 33 dari 34 atau 97 persen dari kasus bergejala.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement