REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri China Li Keqiang menginstruksikan dua proyek pembangkit bertenaga nuklir dilanjutkan untuk menambah lapangan kerja. Proyek dengan total investasi senilai 70 miliar yuan atau sekitar Rp 150 triliun itu akan menciptakan lapangan kerja yang sangat besar.
Dalam pernyataan tertulis yang diterima Antara, Sabtu, Li menyebutkan, kedua proyek itu adalah energi nuklir Changjiang di Hainan yang kini sudah memasuki tahap kedua dan energi nuklir Sanao di Zhejiang yang baru masuk tahap pertama. Kedua proyek tersebut sudah memenuhi persyaratan konstruksi dengan menggunakan “Hualong One”, tekonologi pembangkit nuklir generasi ketiga.
Li juga menekankan pentingnya penelitian di area yang lemah dalam pengembangan tenaga nuklir dengan mengutamakan keamanan dan kualitas. Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa perusahaan harus memenuhi tanggung jawab utama atas keselamatan dan keamanan.
"Meningkatkan pengawasan konstruksi dan operasi mutlak harus bisa menjamin keamanan," kata Li.