REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri pertahanan India dan China bertemu di Rusia untuk meredakan ketegangan di perbatasan mereka di wilayah Ladakh. Tempat dimana 20 tentara India tewas dalam bentrokan yang terjadi pada bulan Juni lalu.
Kedua belah pihak tidak mengungkapkan detail pertemuan antara Menteri Pertahanan India Rajnath Singh dan Menteri Pertahanan China Jenderal Wei Fenghe. Pertemuan di Moskow ini menjadi pertemuan pertama tingkat tinggi sejak bentrokan dua bulan yang lalu.
Para menteri bertemu di sela pertemuan kepala pertahanan Organisasi Kerjasama Shanghai. Sebuah badan internasional yang beranggotakan China, India, Pakistan, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan.
"Perdamaian dan keamanan di kawasan menuntut iklim saling percaya, non-agresi, resolusi damai untuk menyelesaikan perbedaan dan menghormati peraturan internasional," kata Singh dalam pertemuan tersebut, Sabtu (5/9).
Dalam pernyataan yang diunggah di situs Kementerian Pertahanan China, Wei memberitahu Singh, kedua belah pihak harus 'mendinginkan' situasi dan 'menjaga perdamaian dan ketenangan'. Tapi ia mengatakan pihak yang bertanggung jawab atas ketegangan ini 'sepenuhnya ada pada India'.
"Tidak satu inci pun wilayah China dapat hilang," kata Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan mereka.
Kedua negara yang jumlah penduduknya paling banyak di dunia itu bersengketa mengenai lahan sepanjang 3.500 kilometer yang terbentang dari wilayah Ladakh hingga utara negara bagian Sikkim, India. Gesekan terbaru terjadi atas lanskap jalur pendakian tertinggi dan gletser yang memberi makan salah satu irigasi terbesar di dunia.
Pada pekan ini kedua belah pihak menuduh lawannya melakukan provokasi seperti saling melewati batas wilayah. Keduanya bersumpah akan melindungi integritas teritorial masing-masing.
Pada Kamis (4/9) dan Jumat ini Kepala Angkatan Darat India, Jenderal MM Naravane mengunjungi pasukan yang ditempatkan di daerah yang berada di ketinggian 4.300 meter dari permukaan laut. India mengatakan pada pekan lalu tentara mereka menggagalkan gerakan Cina. Sementara Cina menuduh India melewati garis perbatasan mereka.
Pada tahun 1962 kedua negara berperang di perbatasan yang akhirnya tumpah ke wilayah Ladakh dan baru berakhir dengan perjanjian gencatan senjata. Sejak itu tentara mereka menjaga perbatasan masing-masing.
Beberapa kali tentara India dan Cina bentrok dengan tangan kosong. Mereka sepakat untuk tidak saling menyerang dengan senjata api.