Ahad 06 Sep 2020 03:15 WIB

KLHK Ingatkan Pentingnya Pahami Kondisi Kelangkaan Air

Memahami kondisi kelangkaan air dinilai perlu dipahami daerah untuk lakukan mitigasi

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan Siti Nurbaya ingatkan perlunya Pemanfaatan instrumen Geographical Information System (GIS) menjadi kebutuhan agar sinergi program terformulasikan secara accountable, sehingga strategi yang dihasilkan memiliki tingkat akseptabilitas tinggi
Foto: KLHK
Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan Siti Nurbaya ingatkan perlunya Pemanfaatan instrumen Geographical Information System (GIS) menjadi kebutuhan agar sinergi program terformulasikan secara accountable, sehingga strategi yang dihasilkan memiliki tingkat akseptabilitas tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa wilayah di Indonesia mulai mengalami kekeringan sejak 10 tahun terakhir. Kondisi yang sebetulnya tidak perlu terjadi, mengingat curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk kategori tinggi. Bahkan beberapa wilayah termasuk daerah semi arid (semi kering), seperti sebagian Bali timur, NTT, NTB, dan lembah Palu. Akan tetapi hujan kumulatif tahunannya masih termasuk sedang (700-800 mm/tahun).

Secara temporal, bulan kering juga relatif tidak lama, sekitar 3-4 bulan. Walaupun kondisi daerah semi arid juga berbeda, karena bulan keringnya 6-7 bulan. Sedangkan yang harus diwaspadai adanya peningkatan bencana kekeringan baik sebaran spasialnya, maupun jangka waktunya (temporal).

Semakin bertambah banyak daerah-daerah yang berdasarkan peta indeks kelangkaan air (water scarcity index) masuk kategori stressed, yaitu air yang tersedia hanya mampu memenuhi kebutuhan 1.000-2.000 meter kubik per kapita per tahun dan langka ekstrim (severely scarce) yang hanya mampu memenuhi kebutuhan 1.000-2.000 m3/kapita/tahun, Sementara ambang batas untuk kategori normal adalah 2.000 m3/kapita/tahun.

Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan Siti Nurbaya menyatakan kondisi tersebut semakin menurunkan peluang akses ke air bersih, disamping kemampuan dalam menafsirkan berbagai fenomena yang menjadi dasar dalam mengambil tindakan/keputusan.