Ahad 06 Sep 2020 06:29 WIB

Tangan Keringat Dingin Belum Tentu Gejala Sakit Jantung

Keluarnya keringat dingin bisa jadi hiperdrosis.

Fenomena tangan berkeringat dingin tanpa sebab yang dialami sebagian orang tidak selalu bisa diidentikkan dengan gejala penyakit jantung.
Foto: Foto : MgRol_92
Fenomena tangan berkeringat dingin tanpa sebab yang dialami sebagian orang tidak selalu bisa diidentikkan dengan gejala penyakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Adriawan Widya Nugraha, Sp.JP menyatakan fenomena tangan berkeringat dingin tanpa sebab yang dialami sebagian orang tidak selalu bisa diidentikkan dengan gejala penyakit jantung.

"Bisa saja ini sebagai fenomena 'hiperhidrosis', yaitu suatu kondisi di mana kelenjar keringat memproduksi keringat secara berlebihan di bagian tubuh tertentu atau di bagian telapak tangan," kata dr. Andriawan di Tulungagung, Sabtu (5/9).

Baca Juga

Menurut dia, kurangnya pengetahuan masyarakat umum tentang gejala fisik penyakit jantung seringkali menimbulkan kesalahpahaman. Sebab apabila seseorang hanya merasakan keringat dingin tanpa dengan gejala tertentu belum bisa dipastikan bahwa itu dari reaksi sakit jantung.

Lanjut dia, ada beberapa gejala yang bisa dikenali sebagai tanda awal dari penyakit jantung. Misal, seseorang mengeluarkan keringat dingin berlebihan di bagian kaki dan tangan yang diikuti dengan gejala lainnya, seperti rasa nyeri di dada sebelah kiri, sesak napas, dan jantung terasa berdegup kencang (detak jantung berlebihan).

"Apabila seseorang mengalami hal-hal yang mirip, kemungkinan gejala tersebut adalah penyakit jantung. Akan tetapi belum tentu juga. Sebelum diperiksa oleh ahlinya belum dapat disimpulkan karena setiap individu tidak memiliki gejala yang sama," katanya.

Dokter Adriawan menjelaskan, keluarnya keringat dingin atau hiperhidrosis pada dasarnya bisa disebabkan oleh dua faktor. Pertama hiperhidrosis primer, yaitu gejala yang terjadi belum diketahui secara pasti akan tetapi dapat dilihat dari faktor genetik atau keturunan. Kedua hiperhidrosis sekunder, yakni kondisi medis tertentu seperti serangan jantung, penyakit infeksi, kadar gula rendah dan sebagainya.

"Penyebab hiperdrosis primer pada umumnya terjadi pada telapak tangan, telapak kaki dan terkadang wajah. Sedangkan hiperhidrosis sekunder timbul hampir di seluruh bagian tubuh. Oleh sebab itu bagi masyarakat yang belum memahami secara medis sebaiknya jangan dulu cemas. Apabila mengalami hal yang sama segera hubungi ahlinya," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement