REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Sebanyak puluhan ribu orang turun ke jalanan di seluruh Pakistan menyerukan boikot produk Prancis pada Jumat (4/9). Mereka menggugat atas pencetakan ulang majalah Prancis Charlie Hebdo yang memuat kartun Nabi Muhammad SAW.
"Pemenggalan adalah hukuman bagi para penghujat," bunyi salah satu plakat yang dibawa para pengunjuk rasa.
Protes diorganisir oleh partai Islam sayap kanan Tehreek-e-Laibak Pakistan (TLP). Demonstrasi berlangsung di Karachi, kota terbesar di negara itu, serta di Rawalpindi, Peshawar, Lahore, dan Dera Ismail Khan. Para pengunjuk rasa bahkan melumpuhkan lalu lintas di Karachi.
"Itu (pencetakan ulang kartun) sama dengan terorisme besar, mereka mengulangi tindakan penistaan seperti itu terhadap Nabi Muhammad setiap beberapa tahun. Ini harus dihentikan," kata pemimpin TLP di Karachi, Razi Hussani.
Pemerintah Pakistan juga mengutuk pencetakan ulang karikatur tersebut. Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi mengatakan negara Asia Selatan percaya pada kebebasan berekspresi tetapi kebebasan semacam itu tidak berarti izin untuk menyinggung sentimen agama.
Karikatur Nabi Muhammad SAW memicu kemarahan dan keresahan di kalangan Muslim di seluruh dunia pada 2005. Ketika itu, karikatur tersebut pertama kali diterbitkan oleh surat kabar Denmark Jyllands-Posten. Awal pekan ini, Charlie Hebdo merilis kembali karikatur tersebut untuk menandai dimulainya persidangan tersangka dalam serangan di kantor surat kabar tersebut pada Januari 2015.
Pengadilan Prancis melakukan persidangan pertama pada Rabu (2/9). Publikasi karikatur Nabi Muhammad SAW dikutip sebagai alasan serangan itu yang menewaskan 12 orang di kantor majalah tersebut.