REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) menyusun modul Literasi Program Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru Madrasah Ibtidaiyah. Penyusunan modul belangsung empat hari, 3-6 September 2020 di Depok Jawa Barat.
Modul literasi ini disusun guna meningkatkan kompetensi literasi dasar guru MI melalui Kelompok Kerja Guru Madrasah (KKG). Direktur GTK Madrasah, Suyitno, mengatakan modul yang sedang disusun harus mengacu pada regulasi terkini serta isu yang sedang berkembang.
Tak hanya itu, pembuatan modul juga harus memperhatikan kondisi guru madrasah secara keseluruhan. Dengan demikian, modul tersebut bisa dipahami dan diaplikasikan bagi guru MI dimanapun.
“Modul ini harus inovatif dan aplikatif bagi semua guru madrasah dalam meningkatkan kompetensi literasinya," ujar Suyitno dalam keterangan yang didapat Republika, Ahad (6/9).
Suyitno mengatakan kompetensi literasi dasar bagi guru MI sangat penting. Hal ini sekaligus mengingat minat baca Indonesia masih rendah.
Berdasarkan hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, peringkat minat bac Indonesia tahun turun dibanding tahun 2015. Studi ini membandingkan kemampuan matematika, membaca, dan kinerja sains dari tiap anak.
"Karena itu, penyusunan modul ini sangat penting dalam upaya meningkatkan kompetensi literasi guru madrasah," jelas Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini.
Kasubdit Bina GTK RA, Siti Sakdiyah, menambahkan modul yang sedang disusun akan menjadi acuan dalam meningkatkan kompetensi literasi dasar bagi guru Madrasah Ibtidaiyah.
"Pelaksanaanya melalui skema bantuan stimulan pemberdayaan komunitas guru madrasah, yang akan digulirkan mulai tahun 2021 sampai tahun 2024," kata Sakdiyah.
Untuk memperkaya materi penyusun modul ini, melalui proyek Madrasah Education Quality Reform (MEQR) program komponen 3, Kemenag menggandeng program INOVASI dan pemateri dari Universitas Negeri Malang, Dr. Titik Harsiati. Beliau merupakan Tim pengembang AKSI.
Tak hanya itu, Kemenag juga mengajak tim peneliti PISA, serta peneliti Literasi serta Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan.