Senin 07 Sep 2020 05:05 WIB

Empat Negara di Ambang Bencana Kelaparan dan Rawan Pangan

PBB menyebut dana untuk mengatasi kelaparan dan rawan pangan sangat rendah

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nur Aini
Anak-anak di Yaman menderita gizi buruk dan kelaparan karena blokade yang dilakukan koalisi Arab Saudi.
Foto: Ali Ashwal/Save the Children
Anak-anak di Yaman menderita gizi buruk dan kelaparan karena blokade yang dilakukan koalisi Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres memperingatkan ada risiko kelaparan dan kerawanan pangan meluas di empat negara terdampak konflik, yakni Kongo, Yaman, Nigeria, dan Sudan Selatan.

Dalam catatan untuk anggota Dewan Keamanan sesuai Laporan Global tentang Krisis Pangan 2020, serta analisis ketahanan pangan baru, ketua PBB mengatakan keempat negara itu berada di peringkat di antara krisis pangan terbesar di dunia. Sayangnya, dana yang dialokasikan untuk membantu sangat rendah.

Baca Juga

“Tindakan diperlukan sekarang,” kata Guterres dilansir di Daily Sabah, Sabtu (5/9).

Setelah bertahun-tahun mengalami konflik bersenjata dan kekerasan, dia menjelaskan rakyat Republik Demokratik Kongo, Yaman, timur laut Nigeria, dan Sudan Selatan kembali menghadapi momok kerawanan pangan meningkat, dan berpotensi kelaparan. Kondisi sama-sama memburuk di sejumlah negara yang dilanda konflik, termasuk Somalia, Burkina Faso, dan Afghanistan.