REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Di tengah pandemi yang memperburuk kondisi ekonomi, Usaha tani tetap menguntungkan. Kelompok tani (Poktan) Oibama di Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) membuktikan hal itu.
Dengan modal Rp 17 juta namun mampu memproduksi semangka varietas Amara sebanyak 20 ton. Sementara harga jual di ladang Rp 3.000 per kg sehingga meraih laba kotor mencapai Rp 60 juta dari hasil panen semangka varietas Amara. Hanya saja laba besar ini berbanding dengan risiko kerugian karena rumitnya perawatan.
Untungnya Poktan Oibama dibantu oleh Mualim, penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rakumpit yang mendampingi menanam semangka varietas Amara, merah dan kuning.
Mualim juga juga membina petani menanam semangka di sela tanaman jeruk. Perkiraan panen pertengahan September 2020. "Kegiatan budidaya semangka menunjukkan bahwa petani yang mau kerja keras dan berani mengambil risiko akan sukses usahataninya. Bekerja keras dan berani ambil risiko merupakan bagian dari jiwa wirausaha," kata Mualim.
Hal itu sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa usaha tani harus menguntungkan petani. "Kalau petani untung besar maka banyak orang berbondong-bondong kembali bertani, karena paham pertanian memberi keuntungan."
Hal itu digarisbawahi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi bahwa petani harus faham 'hukum permintaan dan penawaran.' Guna mencegah kerugian saat panen, yang kerapkali membuat petani merugi setelah panen lantaran meningkatnya suplai produksi ke pasar.
Sementara dari sisi penanaman, kata Dedi, petani harus mengetahui jenis varietas unggul yang mendatangkan hasil maksimal, dengan merawat tanaman ´layaknya bayi´. "Bedanya, tanaman tidak bisa bicara maka petani harus mampu memahaminya sehingga mendatangkan hasil sesuai harapan."
Menurutnya, Kementerian Pertanian (Kementan) khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian akan menggerakkan BPP selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani). Dengan melibatkan seluruh unit pelaksana teknis (UPT) BPPSDMP untuk menggelar bimbingan teknis (Bimtek) dan pelatihan kepada penyuluh dan petani sehingga terjadi replikasi dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern.
Penyuluh Pusat di Kementan, Susilo Astuti Handayani, pendamping kegiatan penyuluhan pertanian Kalteng menyatakan bahwa Mualim berkeinginan BPP Rakumpit melakukan transformasi sebagai KostraTani. Begitu pula tekad tiga penyuluh lain di BPP Rakumpit.
Belum ada listrik. Minus sinyal seluler. Tanpa sarana dan prasarana teknologi informasi (IT). Tidak menyurutkan tekad dan semangat Mualim dan kawan-kawan menyediakan data-data pertanian dengan laptop pribadi.
"Mereka pun rajin mengikuti pertemuan virtual melalui live streaming di rumah salah satu penyuluh yang ada listrik dan sinyal bagus," kata Susilo AH.
Menurutnya, mereka berempat juga ikhtiar dengan uang pribadi membeli seragam, kemudian dibordir bertuliskan 'KostraTani BPP Rakumpit'.