Ahad 06 Sep 2020 20:45 WIB

PKL Malioboro Meninggal Akibat Covid-19

Riwayat terpaparnya PKL yang positif Covid-19 tersebut masih dalam penelusuran.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Agus Yulianto
Wati, pedagang kaki lima (PKL) Malioboro dengan masker dan pelindung di wajahnya menata pakaian daganganya di kawasan Jalan Malioboro, Yogyakarta. Sejak satu pekan terakhir, sejumlah PKL Malioboro mulai kembali berjualan setelah tutup sejak pertengahan bulan Maret 2020 akibat merebaknya wabah Covid-19.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Wati, pedagang kaki lima (PKL) Malioboro dengan masker dan pelindung di wajahnya menata pakaian daganganya di kawasan Jalan Malioboro, Yogyakarta. Sejak satu pekan terakhir, sejumlah PKL Malioboro mulai kembali berjualan setelah tutup sejak pertengahan bulan Maret 2020 akibat merebaknya wabah Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Satu pedagang kaki lima di Kawasan Malioboro, Yogyakarta, terkonfirmasi positif Covid-19 dan dilaporkan meninggal dunia pada 4 September 2020 lalu. Pemkot Yogyakarta pun melakukan tracing (pelacakan) sejak 5 September kemarin, terhadap kontak erat dari PKL tersebut.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, tracing dilakukan terhadap tujuh orang keluarganya. Termasuk PKL lainnya yang memiliki kontak erat dengan PKL yang berjualan di zona tiga Malioboro tersebut.

"Pedagang yang bersebelahan dan kontak erat ada 12 yang dilakukan tracing. Keluarganya yang kontak erat ada anak, menantu dan cucunya," kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut, Ahad (6/9).

Heroe menjelaskan, PKL tersebut awalnya masih aktif berjualan di Malioboro sejak 20-26 Agustus lalu. Namun, pada 27 Agustus pedagang tersebut sudah mengalami gejala Covid-19 yakni demam, batuk, dan tidak bertenaga.

Sehingga, PKL tersebut memeriksakan dirinya ke Puskesmas pada 1 September dan langsung dibawah ke rumah sakit pada 2 September. Di rumah sakit, PKL ini menjalani rapid diagnostic test (RDT) dengan hasil reaktif.

"Anak serta menantu yang mengantar berobat ke puskesmas dan yang sempat menggantikan jualan," jelas Heroe.

Setelah RDT, pemeriksaan dilanjutkan dengan menjalani tes swab. Pada 4 September, hasil laboratorium dari swab yang sudah dijalani menunjukkan hasil positif Covid-19.

"Tanggal 4 September hasil swab keluar dan terkonfirmasi positif. PKL ini meninggal sore harinya (di hari yang sama saat hasil swab keluar) dan dimakamkan malam hari itu juga di Kulon Progo," kata Heroe.

Heroe menyebut, riwayat terpaparnya PKL yang positif Covid-19 tersebut masih dalam penelusuran. Walaupun begitu, pihaknya pun telah meminta keluarga dan PKL, terutama di zona tiga Malioboro yang memiliki kontak erat untuk melakukan isolasi secara mandiri.

"Dalam upaya tracing sejak Sabtu (5/9) pagi, dua ruas PKL di zona tiga ada delapan PKL sudah kita liburkan. Kedua ruas itu jualannya berdekatan dengan pedagang PKL (yang meninggal akibat Covid-19)," tambahnya.

Dengan langsung dilakukannya tracing, kata Heroe, diharapkan potensi kasus baru Covid-19 khususnya di Malioboro dapat diantisipasi dan tidak terjadi penyebaran Covid-19 yang semakin meluas. Tracing ini dilakukan oleh petugas Puskesmas di Kota Yogyakarta.

"Jangan berspekulasi apapun terhadap kasus ini, Sebab yang positif ditemukan satu orang pedagang, yang lainnya menunggu hasil tracing. Kita berharap tidak meluas, makanya kita saat ini yang kontak erat kita periksa semua," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement