REPUBLIKA.CO.ID,BADUNG -- Sekitar 150 perwakilan dari agen perjalanan wisata dari seluruh Indonesia mengikuti kegiatan travel gathering bertajuk 'We Love Bali' yang diselenggarakan Bali Dwipa Tourism Industri (BDTI) yang merupakan wadah pelaku industri pariwisata di wilayah Pulau Dewata.
"Mereka mengikuti rangkaian kegiatan pada 4-6 September dengan mengunjungi berbagai destinasi pariwisata di Bali khususnya untuk melihat kesiapan Bali dalam menyambut kembali para wisatawan," ujar Ketua Umum BDTI, Fransiskus Adi Rahmawan di Kabupaten Badung, Bali, Ahad (6/9).
Ia mengatakan, para peserta setibanya di Bali langsung diajak untuk mengunjungi kawasan wisata Pantai Pandawa untuk menyaksikan pertunjukan Tari Kecak dan mengikuti kegiatan welcoming dinner.
"Selama kegiatan, para peserta langsung mengamati penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19," kata Rahmawan.
Ia berharap, dengan mengundang pihak agen perjalanan pariwisata dari seluruh Indonesia, BDTI dapat membantu upaya yang dilakukan berbagai pihak untuk mendatangkan kembali wisatawan ke Bali yang saat ini mengalami keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Nantinya, para pemilik agen perjalanan wisata yang diundang diharapkan dapat membantu upaya promosi, sosialisasi serta meyakinkan para calon wisatawan agar mau datang berlibur ke Bali.
"Kami yakin kegiatan ini dapat memberikan dampak yang luar biasa bagi industri pariwisata Bali. Saat ini yang harus kami bangun adalah kepercayaan, bahwa Bali aman dan nyaman bagi wisatawan khususnya wisatawan domestik," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang peserta asal Jakarta, Asryana Dini mengatakan, pihaknya menilai penerapan protokol kesehatan di Bali menurutnya cukup bagus dimulai saat dirinya tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. "Secara keseluruhan dari kami sampai di bandara, terus masuk ke hotel dan mengunjungi destinasi wisata semuanya protokol kesehatan pencegahan Covid-19 telah diterapkan," ujarnya.
Pihaknya menilai kegiatan travel gathering tersebut sangat baik dan bermanfaat karena sektor pariwisata Indonesia khususnya Bali sangat terpuruk selama sekitar tujuh bulan terakhir.
"Bali yang pemasukannya bergantung dari sektor pariwisata otomatis terpengaruh sekali dengan pandemi Covid-19. Dengan adanya kegiatan ini menurut kami bermanfaat untuk membangkitkan kembali pariwisata sektor yang lesu dan kami juga akan mempromosikan Bali kepada klien kami," katanya.