Senin 07 Sep 2020 11:10 WIB

Sekjen PBB: Diplomasi Satu-satunya Jalan Denuklirisasi

PBB meminta dua negara Korea kembali melakukan upaya diplomatik.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Sekjen PBB Antonio Guterres
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Sekjen PBB Antonio Guterres

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan diplomasi 'satu-satunya jalan' menuju denuklirisasi dan perdamaian berkelanjutan di Semananjung Korea. Ia juga meminta dua negara Korea dan Amerika Serikat (AS) memulai kembali upaya diplomatik dan dialog yang kini terhenti.

Hal ini disampaikan dalam pidato yang disiarkan di situs Youtube dalam Korean Global Forum for Peace, sebuah forum yang digelar oleh Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel). Dalam forum tersebut Guterres mengungkapkan dukungannya atas kerja sama lintas negara yang dilakukan dua negara Korea dalam mengatasi penyakit menular dan bencana alam.

"Pada 2018, pemimpin-pemimpin Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara), Republik Korea (Korsel), dan Amerika Serikat menunjukan dialog semacam itu memungkinkan dan diplomasi satu-satunya jalan menuju denuklirisasi dan perdamaian yang berkelanjutan," kata Guterres, seperti dikutip dari kantor berita Korsel, Yonhap, Senin (7/9).

Sejak pertemuan terakhir antara pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump yang tidak menghasilkan kesepakatan apa-apa pada tahun lalu, perundingan denuklirisasi Semananjung Korea pun terhenti. Kedua belah pihak gagal meraih titik tengah.

"Sangat penting bagi berbagai pihak untuk melanjutkan apa yang mereka mulai, masyarakat internasional sangat ingin melihat progres," tambah Guterres.  

Pyongyang ingin Washington mencabut sanksi-sanksi mereka terlebih dahulu. Sementara itu, Negeri Paman Sam ingin Korut membongkar fasilitas dan program nuklir mereka lebih dulu. Dalam kesempatan ini Guterres juga mengungkapkan dukungannya atas upaya Korsel mendorong kerja sama di bidang kesehatan yang berdampak pada rakyat kedua negara Korea. Seoul  juga terus berusaha melanjutkan dialog usai Korut meledakkan kantor penghubung pada bulan Juni lalu.

"Solidaritas kami untuk Semenanjung Korea yang menghadapi pandemi, banjir dan topan, penting bagi kedua Korea untuk mengatasi tantangan ini dan tantangan lainnya bersama-sama, melalui forum penting ini saya mendorong Anda sekalian, untuk membayangkan kemakmuran dan perdamaian di Semenanjung Korea di masa depan," kata Guterres.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement