Senin 07 Sep 2020 13:53 WIB

Melbourne Hadapi Gelombang Ketiga Wabah Covid-19

Lockdown di Melbourne akan berlaku hingga 28 September.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus corona  (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE — Pihak berwenang Australia memutuskan untuk memperpanjang aturan pembatasan lockdown (karantina wilayah) di Melbourne selama dua minggu ke depan. Langkah ini kembali dilakukan karena jumlah kasus infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) yang belum mengalami penurunan.

Selain itu, lockdown kembali dilakukan untuk mencegah potensi lonjakan kasus COVID-19 dan gelombang wabah yang ketiga. Warga di Melbourne sebelumnya dijadwalkan untuk tidak lagi menjalani pembatasan yang telah dilakukan dalam enam pekan terakhir.

Baca Juga

Perdana Menteri untuk negara bagian Victoria, Daniel Andrews mengatakan lockdown di Melbourne akan berlaku hingga 28 September. Ia mengatakan jika aturan pembatasan dicabut terlalu cepat atau seperti saat ini, maka potensi jumlah kasus COVID-19 yang meningkat dan kota itu serta seluruh Australia akan sulit kembali normal.

“Jika kami membuka terlalu cepat, kami memiliki kemungkinan tidak akan benar-benar kembali normal. Kami baru saja medulai gelombang ketiga wabah COVID-19,” ujar Andrews dalam sebuah pernyataan, dilansir SCMP, Senin (7/9).

Menurut Andrews, aturan pembatasan di Melbourne mungkin akan berlangsung hingga akhir tahun. Hanya ada waktu yang singkat atau sementara untuk pencabutan lockdown.

Di Victoria, ada 63 kasus COVID-19 baru dan lima kematian tercatat pada Ahad (6/9). Jumlah rekor tertinggi sebelumnya saat puncak sabah dilaporkan mencapai 700. Pemerintah Australia ingin mengambil pendekatan yang hati-hati untuk sepenuhnya mengatasi pandemi.

Sementara itu, harapan warga Melbourne untuk kembali ke keadaan normal pada bulan ini telah pupus.  Jam malam, pembatasan pengunjung ke rumah, dan batasan perjalanan lebih dari lima km (sekitar tiga mil) ditetapkan lagi hingga 26 Oktober mendatang.

Aturan pembatasan yang ketat akan dilonggarkan di Melbourne mulai 13 September, dengan jam malam dimulai satu jam setelah pukul 21.00 waktu setempat. Kegiatan olahraga harian diizinkan menjadi dua jam dan pengunjung ke rumah dalam skala kecil dibuat untuk warga yang tinggal sendirian.

Di bawah rencana pemerintah, pusat pengasuhan anak akan dibuka kembali dan hingga lima orang akan dapat berkumpul di luar ruangan mulai akhir September. Namun, ini hanya akan berlaku jika kasus COVID-19 mengalami penurunan di bawah rata-rata 50 per hari.

Aturan untuk orang yang tinggal di daerah dan pedesaan Victoria akan lebih cepat dilonggarkan, karena sejumlah kecil kasus aktif di daerah tersebut. Pengumuman datang sehari setelah lebih dari puluhan pengunjuk rasa anti-lockdown ditangkap di Melbourne pasca terjadinya bentrokan dengan polisi.

Ratusan orang menghadiri pertemuan ilegal yang diselenggarakan secara online oleh para ahli teori konspirasi, melabeli tanggapan pemerintah terhadap pandemi yang berlebihan. Australia dinilai cukup berhasil dalam menahan virus.

Sejauh ini, negara itu telah mencatat 26.000 kasus COVID-19 dan 753 kematian, di mana populas Australia yang tercatat sejauh ini adalah 25 juta. Sebagian besar dilaporkan di Melbourne selama dua bulan terakhir, sementara wilayah lain telah membatalkan aturan pembatasan setelah sebagian besar diantaranya dapat mengendalikan penyebaran virus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement