Senin 07 Sep 2020 13:49 WIB

Senyum Gatot Meski Deklarasi KAMI Jabar Dibatalkan Dua Kali

Deklarasi KAMI Jabar akhirnya digelar di sebuah rumah di Bandung.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Massa dari berbagai organisasi masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggelar aksi dan deklarasi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (7/9). Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggelar deklarasi di sebuah rumah di Kota Bandung dan di depan Gedung Sate setelah sempat mendapat kecaman dan penolakan dari berbagai pihak. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Massa dari berbagai organisasi masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggelar aksi dan deklarasi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (7/9). Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggelar deklarasi di sebuah rumah di Kota Bandung dan di depan Gedung Sate setelah sempat mendapat kecaman dan penolakan dari berbagai pihak. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat sempat mengalami dua kali pembatalan sepihak oleh pengelola gedung sewa. Akhirnya, deklarasi tersebut digelar di sebuah rumah di Kota Bandung pada Senin (7/9).

"Kemarin Balai Sartika (Bikasoga) dipersiapkan kemudian dibatalkan. Saya tersenyum 10 kali," ujar Inisiator KAMI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dalam deklarasi KAMI Jabar.

Baca Juga

Kemudian, kata dia, di Grand Pasundan sudah dipersiapkan, oleh Satgas Covid diberi izin. Tapi kemudian didemo, ditarik lagi surat dari Satgas Covid-19 "Saya tersenyum 100 kali," katanya.

Meski sempat mengalami kendala, kata Gatot, usaha yang dilakukan oleh penggerak KAMI di Jabar membuahkan hasil. Karena, tak hanya deklarasi yang dilakukan tapi juga disambung dengan aksi di Gedung Sate.

"Karena Allah SWT punya rencana luar biasa di Bandung. Di sini di tempat ini kita deklarasi, dan di sana bisa bersama-sama di Gedung Sate. Ini bukan rencana manusia, kita tidak boleh marah. Jadi saya selalu ingatkan untuk selalu tersenyum, sebagai bentuk syukur. Jangan marah yang hanya membuang-buang energi," paparnya.

Dalam deklarasi yang dihadiri mantan Ketua Umum PP Muhamaddiyah Din Syamsudin, Ketua Khittah Nahdlatul Ulama Rochmad Wahab dan mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu itu Gatot bercerita mengenai hutangnya ke Bumi Siliwangi.

"Saya bersyukur sebagai prajurit saya melewati berbagai pertempuran dan sampai di jabatan tertinggi. Saya kemudian bertanya apa yang bisa saya berikan untuk Negeri Pertiwi? Saya dilahirkan di Bumi Siliwangi, meniti karier di Bandung, Bogor, Pandeglang, Dayeuhkolot. Saya berutang pada Bumi Siliwangi ini," kata Gatot.

Menurutnya, kedatangannya ke acara deklarasi pun, tak pernah berkoordinasi sedikitpun dengan inisiator KAMI lainnya. "Karena kita sudah satu hati, dan juga karena utang itulah saya datang, saya ingin berbuat," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement