REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI) Jawa Barat (Jabar) akhirnya mendeklarasikan keberadaannya di Tanah Pasundan. Penyelenggaraan, dilakukan di sebuah rumah di Kota Bandung, setelah sebelumnya sempat ditolak oleh Satgas Covid-19 Kota Bandung ketika hendak dilaksanakan di gedung serba guna. Hadir dalam deklarasi ini inisiator KAMI, Din Syamsudin dan Gatot Nurmantyo.
Din Syamsudin mengatakan, KAMI merupakan sebuah gerakan yang berlandaskan pada moral. Terdapat tiga moral utama yang harus dikedepankan.
Pertama, kata dia, KAMI harus bertumpu pada kebenaran yang kemudian diharap bisa menghapus setiap kebatilan. Kedua, moral kejujuran di mana ini akan membawa kita untuk melawan kebohongan dan kedustaan.
"Terakhir adalah moral keadilan, yang ini kita coba melawan imoralitas. Melawan sesuatu yang tidak memiliki moral," ujar Din, Senin (7/9).
Din pun, mengulas mengenai pidato Indonesia Menggungat yang pernah dibacakan Soekarno, presiden pertama Indonesia. Menurutnya, pidato ini merupakan pledo atas kedzaliman penjajah Belanda dan kerusakan yang diciptakannya.
Sejarah ini, kata dia, kemudian berulang pada 2020 di banyak kerusakan demi kerusakan kembali terjadi Indonesia bahkan semakin parah. Melihat kondisi ini, sudah selayaknya bangsa Indonesia kembali menggugat.
"Kami menggugat karena hampir 100 tahun bukan kemakmuran atau keadilan yang terwujud, tapi justru kerusakan-kerusakan," katanya.
Mengutip dari ungkapan yang sempat dilayangkan Soekarno, Din menyebut bahwa Bung Karno pernah mengatakan ketika kita melawan penjajah itu tidaklah susah. Namun, ketika melawan penjajah dari bangsa sendiri itu akan lebih susah.
Ungkapan ini, kata Din, harus dijadikan dorongan bagi KAMI untuk menggugat kerusahan dan menyelamatkan Indonesia. Karena apa yang terjadi sekarang adalah maraknya penyelewengan nilai dasar dan cita-cita rakyat Indonesia yang dijabarkan pendiri bangsa.
"Sekarang kediktatoran secara konstitusional. Semua dimanipulasi dengan RUU (rancangan undang-undang). Rezim berusaha untuk memperkuat diri dalam bentuk kediktatoran yang dalam bahasa agama adalah kedzaliman. Maka bantulan saudara kita yang dzalim (keluar dari kedzalimannya)," papar Din.
Menurut Din, seluruh relawan KAMI harus berani untuk berpolitik. Sebab, gerakan moral ini akan berdimensi dan berimplikasi pada hal yang berkaitan dengan perpolitikan.
Meski ada berbagai ancaman, Din memastikan, KAMI tidak akan mundur selangkah pun terhadap berbagai hal negatif tersebut. "Sebesar apapun kita akan membantu rakyat Indonesia, Allah akan membawa kita," katanya.