REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mantan direktur RS Olahraga Nasional (RSON) Dr dr Basuki Supartono SpOT mengaku prihatin dengan masih banyaknya pejabat yang tak mengenakan masker saat berbicara dan foto bersama. Dia mengungkapkan, seharusnya mereka memberi contoh kepada masyarakat agar patuh mengenakan masker.
Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta itu menjelaskan, berbicara tanpa masker akan memperbesar resiko droplet sampai ke lawan bicara. “Dampaknya, jika orang tersebut terinfeksi maka meningkatkan resiko tertular virus. Padahal bisa kok bicara dengan jelas meski pakai masker,”jelas Basuki saat berbincang dengan Republika, Ahad (6/9).
Dia menganalisis, kemungkinan ada kendala budaya sehingga pejabat sungkan berbicara dengan mengenakan masker. Yang bersangkutan kemungkinan merasa tidak sopan jika berbicara dengan masker. Meski demikian, Basuki mengungkapkan, seharusnya semua pihak mempertimbangkan faktor keamanan dan kesehatan.
Basuki menjelaskan, kampanya penggunaan masker harus dipatuhi oleh semua pihak. Bukan hanya masyarakat tetapi juga para menteri, kepala daerah, aparat TNI/Polri hingga anggota DPR. Jika para pejabat menunjukkan keteladanan, dia mengungkapkan, masyarakat tidak akan ragu mengikutinya. Jika sebaliknya, ujar dia, aturan tersebut hanya sebatas ada di atas kertas sehingga tidak ada kepatuhan warga.
Ketua Dewan Pembina Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) ini mengingatkan, kepatuhan semua elemen dalam menggunakan masker akan menekan tingkat penularan Covid-19. Dengan begitu, tenaga medis yang menjadi garda terdepan merasa aman. “Sudah lebih dari seratus dokter meninggal dunia. Di BSMI ada dua dokter dan satu perawat gugur saat bertugas. Tolong bantu kami dengan menggunakan masker,”ujar Basuki.