REPUBLIKA.CO.ID, NEWDELHI -- Ketegangan antara New Delhi dan Beijing meningkat usai muncul laporan pasukan China menculik lima warga sipil India di perbatasan pekan lalu. Tuduhan ini pertama kali dicicitkan anggota parlemen India dari negara bagian Arunachal Pradesh pada 5 September.
Kabinet menteri India mengatakan telah 'mengirim pesan panas' ke pasukan China. Hingga kini China belum merespons laporan tersebut. Namun tampaknya tuduhan itu akan meningkatkan ketegangan antar dua negara.
Pekan lalu anggota parlemen Tapir Gao mencicit peristiwa yang ia katakan terjadi di dekat perbatasan pada 3 September. Ia tidak memberikan detail lebih lanjut lagi. Dilansir dari BBC, Senin (7/9) menteri kabinet India Kiren Rijiju mengatakan tentara India sedang menunggu penjelasan dari militer Cina.
Tuduhan penculikan ini muncul ketika hubungan kedua negara tetangga memanas. Pada Agustus lalu India menuduh Cina memprovokasi ketegangan militer di perbatasan dua kali dalam satu pekan. Beijing membantah tuduhan tersebut.
Pada 5 September Menteri Dalam Negeri India Rajnath Singh bertemu dengan Menteri Dalam Negeri China di Moskow. Tapi pertemuan yang seharusnya mencairkan kebekuan berubah menjadi perang kata-kata.
China mengatakan ketegangan di perbatasan 'sepenuhnya' kesalahan China dan tidak akan kehilangan wilayah mereka 'satu inci pun'. Sementara India menuduh China 'mengerahkan begitu banyak basukan, bertindak agresif dan berupaya mengubah status quo secara sepihak'.
Sejak perkelahian antar pasukan bulan Juni lalu hingga kini belum ada kekerasan yang terjadi. Hanya ada laporan bentrokan-bentrokan kecil sementara para pengamat menilai situasi di perbatasan mulai mencair.
India melaporkan sebanyak 20 tentara mereka tewas dalam perkelahian tersebut. China tidak melaporkan korban jiwa dari pihak mereka. Kedua negara saling tuduh lawan mereka menghasut perkelahian di wilayah Ladakh, daerah Himalaya. Walaupun ada sejumlah pertemuan militer dan diplomatik dua negara berkekuatan nuklir itu gagal menyelesaikan sengketa wilayah perbatasan mereka.
Pada Juni lalu media melaporkan bentrokan tentara India dan China di dataran tinggi 4.300 meter di atas permukaan laut. Sejumlah pasukan India jatuh ke sungai Galwan yang suhunya dibawah nol.
Selain korban tewas, ada sekitar 76 orang tentara India yang terluka dalam peristiwa itu. China tidak mengumumkan korban di pihak mereka. Bentrokan terjadi tanpa tembakan senjata api karena perjanjian tahun 1996 melarang senjata dan bahan peledak di wilayah itu.