REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) memproyeksikan produksi gula dalam negeri hingga akhir tahun naik tipis dari posisi tahun lalu. Minimnya gangguan iklim serta areal pertanaman yang tetap dipertahankan dinilai menjadi faktor pendorong kenaikan produksi.
Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Bagus Hudoro mengatakan, hitungan realisasi gula kristal putih terakhir per 11 Agustus 2020, volume produksi mencapai 895.952 ton. Adapun, hingga akhir tahun total produksi bisa mencapai 2,224 juta ton.
"Ada sedikit kenaikan, tahun lalu produksinya 2,221 juta ton, yang jelas iklim relatif tidak ada gangguan sehingga tidak ada anomali," kata Bagus kepada Republika.co.id, Senin (7/9).
Ia mengatakan, adapun total luas areal tanaman tebu tahun ini mencapai 413.186 hektare serta tingkat rendemen 7,7 persen rata-rana nasional. Bagus mengatakan, hingga saat ini panen gula tebu masih terus berlangsung dan telah mencapai puncak panen. Panen berakhir diperkirakan pada bulan November mendatang.
Adapun untuk persiapan pertanaman tebu di tahun depan, Bagus mengatakan, Kementan telah berkoordinasi dengan para pabrikan gula untuk mulai melakukan persiapan lahan yang dimiliki sekaligus benih. Namun, untuk saat ini, fokus utama masih pada proses penggilingan tebu dalam negeri.