REPUBLIKA.CO.ID, BANGLI -- Menjalani masa tua membuat Jro Putu Asmaryati (68) terlihat wajar seperti pada umumnya. Rutinitas sebagai wanita perdesaan nampak melekat pada dirinya ketika kesehariannya dihabiskan untuk aktivitas fisik seperti berjualan ke pasar hingga aktivitas ke kebun untuk mencari bahan dagangan yang bisa dijual.
Ia yang biasa dipanggil mbah ini merupakan seorang janda yang memiliki 6 orang anak. Hanya anak pertamanya yang tinggal di rumah. Ia mengaku sudah tiga kali menjalani rawat inap di rumah sakit karena menderita stroke ringan akibat diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol. Hingga saat ini Mbah harus menjalani pengobatan rutin dibiayai program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
“Saat itu saya muntaber sampai sempat hilang kesadaran, sehingga harus dirawat di rumah sakit. Kedua dan ketiga kalinya hampir mirip, saya muntah-muntah dan didiagnosa gejala stroke ringan,” ungkap Mbah Jro.
Mbah Jro mengaku tidak mengerti sama sekali tentang mekanisme pengobatan yang selama ini dijamin Program JKN-KIS. Yang diketahuinya saat itu, ia diantar keponakannya datang ke rumah sakit dengan membawa kartu kepesertaan JKN-KIS miliknya. Kemudian ia langsung ditangani, bahkan ia mengaku sama sekali tidak mengeluarkan biaya sepeserpun sebagai imbalan atas pengobatan yang ia terima.
“Saya dapat kartu ini dari anak-anak, memang rutin membayar setiap bulan, tapi saya tidak mengerti apa-apa. Yang saya tahu saat sakit membawa kartu ini saja, maka akan diobati dan tidak bayar,” lanjut Mbah Jro.
Ia mengaku sangat bersyukur dengan adanya Program JKN-KIS ini, karena ia tidak perlu memikirkan biaya pengobatan rutin yang harus ia jalani. Hanya rasa terima kasih yang ia sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantunya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah menjalankan Program JKN-KIS dan semua yang telah membantu pengobatan saya. Saat ini saya bisa kembali berjualan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Mbah dengan nada lirih.
Di sela-sela pekerjaanya sehari-hari, Mbah Jro harus rutin mengonsumsi obat yang tidak boleh terputus. Saat ini ia telah dikembalikan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) oleh rumah sakit untuk mengikuti program rujuk balik. Jadi setiap bulannya ia cukup datang ke FKTP tempatnya terdaftar untuk melakukan pemeriksaan dan mengambil obat.