Senin 07 Sep 2020 17:19 WIB

IDI: 24 Dokter di Kepulauan Riau Positif Covid-19

Para dokter menjalani dikarantina dan sejumlah fasilitas kesehatan di Kepri ditutup

Red: Nur Aini
Sejumlah tenaga kesehatan melengkapi Alat Pelindung Diri (APD), ilustrasi
Foto: Antara/Rony Muharrman
Sejumlah tenaga kesehatan melengkapi Alat Pelindung Diri (APD), ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Kepulauan Riau mencatat bahwa hingga Senin ini, 24 dokter di daerah tersebut terpapar virus corona jenis baru (Covid-19).

"Ada 24 dokter, termasuk yang di Tanjungpinang dan lain-lain. Sebanyak 24 dokter di Kepri," kata Ketua IDI Wilayah Kepri, Rusdani di Batam, Senin (7/9).

Baca Juga

Para dokter yang dinyatakan positif Covid-19 itu harus menjalani karantina hingga dinyatakan "discarded" atau sembuh dan tidak bisa melayani pasien. Meski begitu, menurut dia, jumlah dokter di Kepri tetap masih cukup.

"Kalau dokter, belum kekurangan untuk saat ini," kata dia.

Ia mengatakan sejumlah fasilitas kesehatan di daerah itu harus ditutup. Namun, menurut dia, hal itu untuk pembersihan, menyeterilan fasilitas, disinfeksi dari virus, dan bukan karena kekurangan jumlah dokter.

Ia menyatakan sebagian tenaga kesehatan yang dinyatakan positif Covid-19 memang tertular dari pasien. Namun, untuk dokter di RSUD Embung Fatimah, ia mengatakan kemungkinan terpapar dari sesama tenaga kesehatan.

"Antarnakes, kadang kita, mungkin sama-sama kita itu, sudah pakai APD, tapi kadang alpa. Kadang bersentuhan, pegang alat bersama, dan yang dicurigai itu ruangan tertutup," kata dia.

Saat ini, klaster paling besar adalah perkantoran dan tidak menutup kemungkinan hal itu juga yang terjadi di kalangan tenaga kesehatan.

"Aerosol lambat turun karena enggak ada angin. Mereka mungkin enggak bersentuhan, tapi aerosol kena baju, rambut. Kita cuci tangan, tapi alpa pegang baju," kata dia.

Untuk meminimalkan jumlah dokter yang terpapar virus corona, IDI berharap, ada pembatasan jam kerja bagi tenaga medis agar dapat beristirahat.

"Jangan sampai ada petugas medis yang kelebihan waktu dinas," kata dia.

Ia mengatakan apabila cukup istirahat, makan bergizi, dan olahraga, maka imun akan kuat, meski terpapar virus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement