Senin 07 Sep 2020 18:39 WIB

India Tunggu Konfirmasi China Soal Penculikan Warga Sipil

India mengirimkan pesan kepada militer China

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Seorang prajurit paramiliter India berjaga pada pos pemeriksaan di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer, India, Rabu (17/6). Menurut laporan, sebanyak dua puluh Personel Angkatan Darat India termasuk seorang kolonel tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di wilayah Ladakh timur karena pertempuran perbatasan
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Seorang prajurit paramiliter India berjaga pada pos pemeriksaan di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer, India, Rabu (17/6). Menurut laporan, sebanyak dua puluh Personel Angkatan Darat India termasuk seorang kolonel tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di wilayah Ladakh timur karena pertempuran perbatasan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- India melaporkan bahwa pasukan China telah menculik lima warga sipil India di perbatasan pada pekan lalu. Hingga kini, militer India belum mendapatkan konfirmasi dari militer China terkait penculikan tersebut.

Tuduhan itu pertama kali diutarakan oleh seorang anggota parlemen India dari negara bagian Arunachal Pradesh pada Sabtu (5/9), melalui cicitan di Twitter. Dilansir BBC, Senin (7/9), seorang menteri kabinet India mengatakan, pihaknya telah mengirimkan pesan kepada militer China. Namun, militer China belum memberikan tanggapan. Seorang menteri kabinet, Kiren Rijiju mengatakan, militer India sedang menunggu konfirmasi dari militer China terkait penculikan tersebut.

Baca Juga

Anggota parlemen negara bagian Tapir Gao mengatakan, dugaan penculikan terjadi pada 3 September di dekat perbatasan. Namun, anggota parlemen yang tidak menyebutkan namanya itu tidak memberikan detail lebih lanjut. Tuduhan penculikan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara India dan China.

India menuding China telah memprovokasi ketegangan militer di perbatasan dua kali dalam seminggu selama Agustus. India menuding China telah mengerahkan pasukan dan berupaya untuk mengubah status quo secara sepihak. Sementara, China menuding ketegangan di perbatasan sepenuhnya adalah kesalahan India.