Senin 07 Sep 2020 19:12 WIB

27 Juta Orang di Seluruh Dunia Terinfeksi Covid-19

India menjadi pusat baru pandemi Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Polisi memegang alat peraga kampanye protokol kesehatan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (6/9). Angka positif Covid-19 di DKI Jakarta selama sepekan terakhir mencapai 13 persen, angka tersebut melampaui ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni dibawah 5 persen.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Polisi memegang alat peraga kampanye protokol kesehatan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (6/9). Angka positif Covid-19 di DKI Jakarta selama sepekan terakhir mencapai 13 persen, angka tersebut melampaui ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni dibawah 5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kasus Covid-19 global menyentuh angka 27 juta pada Senin (7/9). Sementara total korban meninggal akibat pandemi hampir mencapai 890 ribu jiwa.

Mengutip data yang dihimpun John Hopkins University, hingga berita ini ditulis, jumlah kasus Covid-19 di dunia mencapai 27.115.056, sementara korban meninggal sebanyak 889.037 jiwa. Amerika Serikat (AS) tetap menjadi negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia. AS tercatat mempunyai 6.277.004 kasus dan 188.941 korban jiwa.

Baca Juga

India menyusul di tempat kedua dengan total kasus 4.204.613 dan 71.642 kematian. Saat ini India dipandang sebagai pusat baru pandemi Covid-19. Hal itu karena tingginya lonjakan kasus baru di negara tersebut. Pada 30 Agustus lalu, India melaporkan 78.761 kasus virus korona baru dalam sehari. Itu merupakan jumlah tertinggi yang pernah dilaporkan sebuah negara dalam kurun 24 jam.

Posisi ketiga sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia ditempati Brasil. Ia memiliki 4.137.521 kasus dan 126.650 kematian. Urutan keempat diduduki Rusia dengan 1.027.334 kasus dan 17.818 kematian. Kemudian posisi kelima diisi oleh Peru dengan 689.077 kasus dan 29.838 kematian.

Pekan lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksinasi Covid-19 secara global kemungkinan belum akan terjadi hingga pertengahan tahun depan. Hal itu terkait dengan pemeriksaan keamanan dan efektivitas vaksin. WHO menyadari bahwa saat ini terdapat beberapa kandidat vaksin yang sudah memasuki tahap uji klinis fase ketiga.

Pada fase itu kandidat vaksin disuntikan kepada sejumlah besar manusia. "Fase tiga ini pasti akan memakan waktu lebih lama karena kita perlu melihat seberapa protektif vaksin itu dan kita juga perlu melihat seberapa amannya," kata juru bicara WHO Margaret Harris. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement