REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir 60 persen orang tua menunjukkan beberapa gejala depresi klinis di masa pandemi Covid-19. Gejala ini muncul ketika orang tua berupaya mengelola kehidupan mereka di masa pandemi ini.
Data ini diungkapkan oleh hasil survei yang dirilis Offord Centre for Child Studies dari McMaster University. Survei ini melibatkan 7.434 orang tua dan pengasuh selama periode 5 Mei sampai 19 Juni. Jumlah ini merepresentasikan sekitar 14.000 anak di Ontario.
Survei tersebut menemukan hampir 60 persen dari para partisipan menunjukkan gejala depresi. Beberapa di antaranya adalah kekurangan tidur dan merasa sangat kewalahan. Sekitar 40 persen dari partisipan juga mengungkapkan bahwa perilaku atau suasana hati anak mereka memburuk di masa lockdown.
"Kami telah merasa bahwa keluarga dan pengasuh mungkin kesulitan di masa lockdown, tetapi hampir 60 persen memiliki kriteria untuk depresi klinis merupakan hal yang sangat mengejutkan," jelas Assisting Professor bidang psikiatri dan ilmu saraf perilaku Andrea Gonzales, seperti dilansir CBC News, Senin (7/9).
Gonzales menambahkan, gangguan suasana hati telah meningkat 10 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Sekitar 32,6 persen pengasuh mengalami kecemasan sedang dan 12,3 persen mengalami kecemasan berat.
Tak hanya itu, pandemi Covid-19 juga tampak mempengaruhi kebiasaan minum alkohol sebagian partisipan. Sekitar 37,5 persen partisipan minum alkohol lebih banyak di masa pandemi.
Lebih lanjut, Gonzales dan tim mendapati bahwa 21 persen orang tua terlibat argumen yang lebih panjang dengan anak-anak mereka terkait masalah perilaku. Sekitar 40 persen orang tua bersikap lebih keras kepada anak ketika merasa stres atau marah.
Selain itu, 13 persen orang tua tidak memiliki cukup uang untuk membeli kebutuhan dan makanan. Sekitar 15 persen orang tua juga tida memiliki akses ke teknologi atau koneksi internet untuk membantu anak mereka belajar dari rumah selama pandemi.
Sekitar 49 persen orang tua mengalami konflik dengan pasangan. Hampir 10 persen orang tua juga mengaku ada lebih banyak konflik fisik atau verbal di rumah selama pandemi.