Senin 07 Sep 2020 23:47 WIB

Dahnil: Pak Malik tak Ragu Berbeda Pandangan Politik

Berbeda pandangam politik dengan sesama warga Muhammadiyah pun dilakoninya.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
<antan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah  yang juga jubir Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar duka datang dari keluarga mantan menteri agama RI (1998-1999) Prof Abdul Malik Fadjar. Sosok yang juga berkhidmat di Persyarikatan Muhammadiyah itu meninggal dunia Senin (7/9) malam. Berbagai ucapan belasungkawa disampaikan oleh para tokoh baik, dari maupun luar Muhammadiyah.

Juru bicara Menteri Pertahanan dan mantan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai sosok Malik Fadjar sering menjadi tempat diskusi anak-anak muda Muhammadiyah. Perspektif pandangan beliau kadang di luar meanstrem perspektif tokoh-tokoh Muhammadiyah lain. 

Baca Juga

"Misalnya di politik, beliau orang yang tak ragu berbeda pandangan politik dengan meanstream tokoh Muhammadiyah tapi beliau tetap menjaga komunikasi yang baik," ungkap Dahnil dalam pesan singkatnya kepada Republika.co.id, Senin (7/9).

Di sisi lain, lanjut Dahnil, hal yang ringan, Malik Fadjar berbeda dengan arus besar Muhammadiyah yang antirokok misalnya. Almarhum perokok berat, dan kadang ketika sedang ngumpul-ngumpul atau rapat misalnya, dia suka keluar sebentar untuk merokok sambil becanda. "Saya permisi keluar Muhammadiyah dulu, mau masuk NU. Beliau keluar ruangan sebentar untuk merokok," tutur Dahnil.

Maka dari itu, kata Dahnil, di Muhammadiyah sering bercanda, kalau ada orang Muhammadiyah yang merokok itu adalah Muhammadiyah Maliki, alias pengikut pak Malik Fadjar yang suka merokok. Sedangkan yang tidak Merokok mazhab Syafii atau merujuk Syafii Ma'arif. 

"Pak Malik seringkali menanggapi persoalan secara ringan, apalagi bila terkait politik," tutup Dahnil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(QS. At-Tahrim ayat 8)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement