Selasa 08 Sep 2020 08:51 WIB

2,3 Juta Warga Jawa Tengah Terancam Dampak Kekeringan

BPBD Jawa Tengah mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Seorang petani menunjukkan padi yang rusak akibat sawahnya mengalami kekeringan di Desa Kademangaran, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, ilustrasi
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang petani menunjukkan padi yang rusak akibat sawahnya mengalami kekeringan di Desa Kademangaran, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Lebih dari 2,3 juta warga Jawa Tengah rawan terdampak bencana kekeringan, akibat musim kemarau tahun ini. Jumlah tersebut tersebar di 326 kecamatan dan 31 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

Terkait hal itu, jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jawa Tengah, telah melakukan langkah- langkah antisipasi melalui mitigasi dan dukungan bantuan air bersih bagi warga terdampak.

Baca Juga

"Termasuk mengoptimalkan posko siaga 'Jogo Tirto' di seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah," ungkap Plt Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Permana, di Semarang, Selasa (8/9).

Berdasarkan data mitigasi kerawanan di Jawa Tengah, dia menjelaskan, bencana kekeringan tahun 2020 ini rawan terjadi di 1.800 desa/kelurahan, yang tersebar di 326 kecamatan dan 31 kabupaten/kota. Jika dihitung secara populasi, warga di Jawa Tengah yang rentan terdampak oleh bencana kekeringan, krisis air bersih tersebut mencapai sebanyak 2.345.169 jiwa, yang terdiri atas 780.233 kepala keluarga (KK).