Selasa 08 Sep 2020 10:47 WIB

Anak Bungsu Mantan Presiden Mursi Dilaporkan Mati Dibunuh

Kematian putra bungsu Mursi sebelumnya dilaporkan karena serangan jantung.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Mantan presiden Mesir Muhammad Mursi saat berada di pengadilan di Kairo, Mesir, 21 Juni 2015.
Foto: AP Photo/Ahmed Omar
Mantan presiden Mesir Muhammad Mursi saat berada di pengadilan di Kairo, Mesir, 21 Juni 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pengacara keluarga mantan presiden Mesir, Mohammad Mursi, mengatakan memperoleh informasi yang menunjukkan putra bungsu Mursi dibunuh dengan zat mematikan. Pernyataan itu membantah klaim pihak berwenang yang menyatakan Abdullah Morsi terkena serangan jantung.

Tim hukum Morsi di Guernica 37 International Justice Chambers mengumumkan bahwa mereka memperoleh informasi bahwa Abdullah sebenarnya telah dibunuh. Informasi yang didapatkan pada akhir pekan ini mengkonfirmasi bahwa Abdullah diangkut dengan mobilnya dalam jarak lebih dari 20 km ke rumah sakit setelah dia mengembuskan napas terakhir. Kematian tersebut akibat disuntik dengan zat yang mematikan dan dia tidak dipindahkan ke rumah sakit terdekat dengan sengaja sampai setelah dia meninggal.

Baca Juga

"Sangat jelas bahwa unsur-unsur tertentu negara menyadari fakta ini yang baru sekarang terungkap," kata sebuah pernyataan oleh firma hukum yang berbasis di London itu dikutip dari Aljazirah.

Abdullah Mursi yang berusia 25 tahun meninggal setahun lalu pada 4 September di sebuah rumah sakit di Giza, barat daya ibu kota Mesir, Kairo. Laporan pemerintah pada saat itu mengatakan, Abdullah sedang mengemudikan mobilnya ketika tiba-tiba mengalami kejang dan segera dibawa ke rumah sakit, tetapi dokter tidak dapat menyelamatkannya.

Tim hukum Cadman menyimpulkan Abdullah tidak meninggal karena serangan jantung, tetapi dibunuh di luar rumahnya pada 4 September 2019. Para pengacara menuduh elemen tertentu dari pemerintah Mesir mengetahui fakta bahwa Abdullah telah dibunuh dan menyerukan penyelidikan independen atas dugaan pembunuhan tersebut.

Beberapa situs berita lokal melaporkan kematian tersebut dengan menyatakan tidak ada kecurigaan kriminal. Putra Morsi dikabarkan telah menderita beberapa masalah kesehatan sebelumnya dan dia mengalami kesedihan atas kepergian ayahnya.

Mursi yang merupakan presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis meninggal pada 17 Juni 2019. Dia bertahun-tahun dipenjara ketika menunggu persidangan atas tuduhan yang menurutnya dan pengamat hukum bermotif politik. Dia digulingkan dalam kudeta militer 2013 yang dilakukan oleh Presiden Abdel Fattah el-Sisi.

Kepala tim hukum Guernica 37, Toby Cadman, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa keadaan seputar kematian itu misterius. Abdullah hidup dalam ketakutan akan nyawanya setelah secara terbuka menuduh beberapa pejabat pemerintah membunuh ayahnya. Melalui Twitter, Abdullah menyebut beberapa individu, termasuk Menteri Dalam Negeri Mesir, Mahmoud Tawfiq, dan hakim yang mengawasi persidangan Mursi, Mohamed Shereen Fahmy, sebagai kaki tangan dalam pembunuhan ayahnya.

Tim hukum Mursi mengatakan, Jaksa Penuntut Umum Mesir kemudian mendakwa seorang perempuan berusia 36 tahun bernama Randa Ali Shaker Ali Asran dengan pembunuhan berencana atas kematian Abdullah. Para pengacara mengatakan Asran tidak mendapatkan penyelidikan yang transparan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement