REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengatakan tentara India menyeberang ke wilayah mereka di perbatasan yang disengketakan kedua negara dan melepaskan tembakan peringatan. Negeri Tirai Bambu menyebut langkah itu 'provokasi militer serius' dan melanggar perjanjian antar dua negara.
Sejak Mei, dua kekuatan nuklir itu terlibat dalam ketegangan di daerah sengketa Ladakh. Pada Jumat (4/9) lalu, menteri pertahanan kedua negara bertemu di Moskow, Rusia. Pertemuan tersebut menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama kedua negara sejak ketegangan terjadi.
Komando militer barat China mengatakan aksi prajurit India terjadi pada Senin (7/9) di sepanjang pinggir Danau Pangong. Di China, daerah itu disebut Shenpaoshan sementara di India dikenal Chushul. Di sanalah komandan kedua negara sempat menggelar beberapa kali pertemuan untuk mencairkan ketegangan.
Dalam pernyataannya pada Selasa (8/9), komando China mengatakan usai tembakan dilepaskan, pasukan China mengambil 'langkah yang diperlukan untuk menstabilkan dan mengendalikan situasi'. Pernyataan tersebut mengutip komandan komando militer bagian barat China, Zhang Shuili.
China menuntut pasukan India mundur dari wilayah tersebut dan menyelidiki aksi tembakan peringatan. Tidak disebutkan ada korban jiwa dari kedua belah pihak.
Pada akhir bulan lalu, India mengatakan tentara mereka berhasil menggagalkan upaya militer China 'untuk mengubah status quo' dengan melanggar konsensus yang sudah dicapai dalam kesepakatan sebelumnya. Sebagai balasan China juga menuduh pasukan India menyeberangi garis perbatasan yang disebut 'Lines of Control'.
Aktivitas bulan lalu dan Senin ini diduga terjadi di Chushul, selatan Danau Pangong. Sebuah danau glasial itu memisahkan perbatasan de facto kedua negara di mana ketegangan antara India dan China bermula pada awal Mei lalu.
Dua bulan yang lalu ketegangan akhirnya pecah menjadi bentrokan tangan kosong. Perkelahian pada 15 Juni itu menjadi bentrokan paling mematikan dalam 45 tahun konflik dua negara berkekuatan nuklir tersebut.
Pejabat India mengatakan pasukan China melempari dengan batu, memukul dan mendorong pasukan India yang sedang mendaki Lembah Galwan. Sehingga banyak tentara India yang jatuh ke sungai di bawahnya yang berjarak 4.500 meter. India mengatakan sebanyak 20 tentara mereka meninggal dunia dalam peristiwa itu, termasuk seorang kolonel. Sementara China tidak melaporkan korban jiwa.
Daerah yang disengketakan dan tak ditandai sepanjang 3.500 kilometer di perbatasan China dan India itu disebut Line of Actual Control. Membentang dari utara Ladakh hingga negara bagian India, Arunachal Pradesh. China mengklaim Arunachal Pradesh dan daerah seluas 2.000 kilometer di perbatasan sebagai wilayah mereka.