Selasa 08 Sep 2020 14:11 WIB

Trump dan Biden Saling Serang Soal Vaksin Covid-19

Trump menyebut Biden sebagai sosok anti-Vaksin Covid.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Joe Biden (kanan)
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Joe Biden (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Joe Biden saling melempar hinaan atas posisi masing-masing terkait vaksin Covid-19. Seperti diketahui, AS saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus virus Corona tertinggi di dunia.

Presiden Trump kembali mengisyaratkan bahwa vaksin akan tersedia sebelum pemilihan presiden pada November mendatang. Dia juga menuduh saingan Demokratnya yang penuh retorika sebagai anti-vaksin.

Baca Juga

Sementara Biden menyatakan keraguannya bahwa Trump akan mendengarkan para imuwan dan menerapkan proses yang transparan. Virus Corona di seluruh negara bagian AS telah merenggut hampir 190 ribu nyawa dan memicu resesi besar, pengangguran, dan kepercayaan konsumen yang menurun.

Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mendesak negara bagian untuk mempertimbangkan persyaratan pembebasan agar dapat mendistribusikan vaksin paling lambat 1 November atau dua hari sebelum pemilihan presdien 3 November. Namun demikian, belum ada vaksin yang menyelesaikan uji klinis, sehingga membuat beberapa ilmuwan khawatir.

Baik Biden dan calon wakilnya Kamala Harris mempertanyakan kredibilitas presiden dalam masalah ini. Harris mengatakan bahwa dia tidak akan mempercayai kata-kata Trump yang menyatakan bahwa vaksin itu aman. Biden juga mempertanyakan apakah masyarakat luas akan mempercayainya juga atau tidak.

"Dia telah mengatakan begitu banyak hal yang tidak benar. Saya khawatir jika kita memiliki vaksin yang benar-benar bagus, orang akan enggan untuk menerimanya," kata Biden di Pennsylvania pada Senin, Hari Buruh dikutip laman BBC, Selasa (8/9).

Trump membalas pada konferensi pers Gedung Putih. Dia menyebut Biden "bodoh" dan Harris "orang paling liberal di Kongres. "Bukan orang yang kompeten menurut saya," kata Trump.

Menurut Trump, kedua calon pemimpin AS itu akan menghancurkan negara dan akan menghancurkan ekonomi ini. "Mereka harus segera meminta maaf atas retorika anti-vaksin yang sembrono yang mereka bicarakan sekarang," ujar Trump.

Presiden pun yakin bahwa vaksin bisa siap bulan depan. "Kami akan segera mendapat vaksin, mungkin bahkan sebelum tanggal yang sangat istimewa," tegas Trump yang meminta wartawan yang bertanya melepas maskernya.

Presiden Trump ingin memiliki stok 300 juta dosis vaksin virus Corona pada Januari. Pemerintahannya pun telah menghabiskan ratusan miliar dolar dengan harapan bisa mempercepat pengembangan vaksin yang dalam keadaan biasa bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Baik ilmuwan, Gedung Putih, dan eksekutif dari lima perusahaan farmasi terkemuka telah menjelaskan bahwa tidak akan ada kompromi tentang keamanan dan efektivitas vaksin. Tiga uji coba vaksin di AS sedang dalam tahap akhir, masing-masing melibatkan 30 ribu orang yang akan mendapatkan suntikan. Selang tiga pekan dan kemudian akan dipantau untuk infeksi virus corona dan efek sampingnya selama seminggu hingga dua tahun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement