Selasa 08 Sep 2020 15:50 WIB

KBM Akhirnya Dimulai dengan Protokol Kesehatan Ketat

Sekolah ini menjadi percontohan nasional dalam belajar tatap muka

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Para siswa mengikuti ujicoba pembelajaran tatap muka di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi, Selasa (8/9).
Foto: riga nurul iman
Para siswa mengikuti ujicoba pembelajaran tatap muka di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi, Selasa (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Aktivitas belajar mengajar tatap muka yang selama beberapa bulan terakhir terhenti akibat pandemi Covid-19, kini mulai bergeliat kembali. Mulai Senin (7/9)  sebanyak 28 sekolah tingkat SMA sederajat di Kota Sukabumi melakukan ujicoba pembelajaran tatap muka.

Meski saat ini proses belajar tatap muka dengan nuansa berbeda karena penerapan protokol kesehatan mulai diujicobakan. Hal tersebut misalnya berlangsung di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi di Jalan Ir Djuanda Kecamatan Cikole.

Sekolah ini menjadi percontohan nasional dalam belajar tatap muka dan jadi bagian 28 sekolah yang memulai ujicoba pembelajaran tatap muka. " Hari ini merupakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka terbatas hari kedua," ujar Kepala SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Marfudin kepada Republika, Selasa (8/9).

Sebelumnya, khusus di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi sudah terbiasa menerapkan protokol kesehatan dengan beberapa kali simulasi pembelajaran. Bahkan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil sempat melihat langsung sekolah tersebut dalam persiapan belajar tatap muka.

Marfudin mengatakan, ada sebanyak enam rombongan belajar (rombel) atau kelas yang belajar tatap muka per harinya. Di mana satu rombel maksimal 12 orang dan bahkan ada 6 orang.

Pada Selasa ini ada sebanyak 58 siswa yang hadir dari yang diperkirakan sebanyak 70 orang. Siswa yang tidak hadir karena belum diizinkan orangtua dan anak memilih belajar dari rumah (BDR).

Siswa yang belajar tatap muka adalah kelas 12 dengan pertimbangan sudah mengenal lingkungan sekolah. Selain itu siswa Kelas 12 jauh memungkinkan dibandingkan Kelas 10 dari segi daya tahan tubuh.

Marfudin mengatakan, lamanya proses pembelajaran 4 jam sesuai SKB 4 menteri dan sebanyak 3 pelajaran kurikulum nasional setiap harinya. Para siswa juga harus diantar jemput orangtua kalaupun ada yang keberatan maka siswa belajar di rumah." Siswa mengikuti protokol kesehatan berangkat dari rumah menggunakan masker dan face shield," ujar Marfudin. Nantinya ketika masuk lingkungan sekolah harus mengikuti protokol kesehatan yakni mencuci tangan, diukur suhu tubuhnya dan saat selesai belajar juga dipantau suhu tubuhnya.

Intinya ungkap Marfudin, sekolah menerapkan protokol kesehatan yakni siswa harus mendapatkan izin dari orangtua, sekolah berkoordinasi dengan puskesmas dan Polsek Cikole Polres Sukabumi Kota. Strategi belajar lainnya yakni setelah diperiksa suhu tubuh, siswa berjemur agar mendapatkan sinar matahari 10 menit.

Para siswa lanjut Marfudin masuk ke ruangan kelas yang sudah dilengkapi desk shield atau kotak transparan dalam meminimalisir hal yang tidak dinginkan. Jarak antara bangku yakno 1,5 meter dan selalu diingatkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak karena secara teori mudah namun terkadang sulit dilakukan.

"Pelajaran kesatu dan kedua tidak ada jeda karena 5 menit sebelum pelajaran berakhir guru pengganti pelajaran sudah ada di kelas," imbuh Marfudin. Selain itu rute masuk dan pulang meninggalka sekolah dibedakan jalurnya.

Bahkan untuk antisipasi pulang, sekolah menyediakan ruang tunggu di aula SMA sebagai tempat jemputan. Mekanisme ini akan terus dievaluasi setelah dua minggu. Khususnya shifting rotasi siswa yang belajar tatap muka dan daring. Di mana siswa belajar di rumah bergantian dengan yang tatap muka langsung.

"Sekolah juga menyiapkan sarana protokol kesehatan yakni 30 titik tempat cuci tangan atau wastafel, desk shield di meja siswa serta fasilitas belajar di rumah," tutur Marfudin. 

Di sisi lain dari pantauannya animo tinggi dari siswa belajar tatap muka dan bahkan ada orangtua yang minta izin masuk ke ruangan memantau dan meyakinkan proses pembelajaran berjalan dengan aman. Marfudin menuturkan, selama tatap muka terbatas siswa membawa makanan dari rumah dan sekolah tidak membuka kantin. Harapannya semua upaya ini berjalan dengan baik dan tidak ada hambatan.

Siswa Kelas 12 SMA Negeri 4 Kota Sukabumi Mala Mardiani mengaku senang bisa kembali belajar tatap muka secara langsung. '' Sebenarnya belum nyaman belajar dengan kondisi sekarang dibatasi,'' kata dia.

Mala mengatakan, sudah jenuh belajar daring di rumah. Sebab belajar online tidak senikmat di sekolah. Persiapannya ke sekolah bertambah memakai masker, face shiled dan membawa hand sanitizer. Ia berharap belajar bisa normal karena virus Covid-19 sudah hilang.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement