REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 bertambah 3.046 orang dalam 24 jam terakhir. Angka ini otomatis mengantarkan Indonesia menembus total kumulatif kasus Covid-19 sebanyak 200.035 orang sejak pandemi pertama kali masuk Indonesia pada awal Maret lalu.
Tren penambahan kasus di atas 3.000-an orang dalam sehari menjadi hal yang biasa dalam sepekan terakhir. Total, sudah delapan kali angka penambahan kasus nasional tembus angka 3.000. Angka penambahan kasus, secara pola mingguan, mengalami penurunan pada Senin (7/9) karena operasional lab yang terbatas setiap Ahad.
Dari penambahan kasus Covid-19 hari ini, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus baru terbanyak yakni 1.014 orang. Menyusul kemudian ada Jawa Timur dengan 401 kasus baru, Jawa Barat dengan 336 kasus baru, Jawa Tengah dengan 237 kasus, dan Bali dengan 164 kasus baru.
Sementara untuk kasus sembuh, hari ini tercatat ada 2.306 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. DKI Jakarta menyumbang kasus sembuh tertinggi dengan 929 orang. Jawa Timur menyusul dengan 342 pasien yang sembuh. Total, ada 142.958 pasien Covid-19 yang sembuh skala nasional.
Selain itu, dilaporkan ada penambahan 100 pasien yang meninggal dunia dengan konfirmasi positif Covid-19. Jawa Timur menyumbang angka kematian terbanyak, 32 orang. Akumulatif angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia menyentuh 8.230 orang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menegur Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terkait ketimpangan rasio tes Covid-10 antara DKI Jakarta dan daerah lain. Terawan pun diminta membuat desain perencanaan tes corona yang lebih baik.
"Menyangkut berapa jumlah laboratorium yang harus ada di sebuah provinsi, berapa reagen yang harus terdistribusi pada sebuah provinsi. Perencanaan itu kita perlukan sehingga kelihatan nanti, kasus-kasus positif ini berada di wilayah atau provinsi yang mana," ujar Jokowi dalam pengantar sidang kabinet paripurna, Senin.
Update situasi terkini perkembangan #COVID19 di Indonesia (8/9)
(Sebuah utas)#BersatuLawanCovid19 #dirumahaja #JagaJarak #AdaptasiKebiasaanBaru pic.twitter.com/kj8D5vLuiB
— Kemenkes RI (@KemenkesRI) September 8, 2020
Jumlah tes Covid-19 di Indonesia saat ini memang masih jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), baru mencapai 45 persennya. Kendati demikian, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengaku optimis Indonesia bisa memenuhi standar WHO.
"Jumlah laboratorium yang mampu melakukan pengetesan sudah di atas 300. Indonesia mampu untuk mencapai target tersebut meskipun perlu bertahap," kata Wiku ketika dihubungi Republika, Senin (7/9).
Namun, Wiku tak menanggapi pertanyaan Republika terkait langkah yang akan ditempuh pemerintah untuk mencapai standar tes WHO. Termasuk pertanyaan soal ketersediaan reagen. Reagen adalah ekstraksi yang digunakan dalam pengecekan spesimen.
Standar tes corona yang ditetapkan WHO adalah 1.000 orang dites per 1 juta penduduk per pekan. Berarti, dengan jumlah penduduk 260 juta lebih, setidaknya Indonesia harus melakukan tes corona terhadap 260 ribu penduduk per pekan.
Namun, berdasarkan data Kemenkes, dalam sepekan terakhir (1-7 September) Indonesia baru melakukan tes terhadap 120.510 orang. Artinya, baru sekitar 45 persen dari standar tes WHO.
Tak hanya soal memenuhi standar WHO, jumlah tes corona di Indonesia juga timpang antardaerah. Provinsi dengan jumlah tes terbanyak adalah DKI Jakarta, yakni 49.587 tes sepekan terakhir.