REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Para pengungsi Rohingya kembali terdampar di pesisir pantai di Aceh tepatnya di pantai Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe pada Senin (7/8). Para pengungsi yang kebanyakan perempuan dan anak-anak itu langsung menjalani rapid test atau tes cepat untuk memastikan seluruh pengungsi tidak ada reaktif virus Covid-19.
"Setelah ditemukan terdampar kemarin sekitar 140 langsung di rapid test. Hari ini dilanjutkan lagi sisanya diperkirakan selesai seluruh para pengungsi dites," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokoler Pemerintah Kota Lhokseumawe dan juru bicara Satgas pengungsi Rohingya di Aceh Marzuki kepada Republika, Selasa (8/9).
Hasil rapat forum pimpinan daerah memutuskan seluruh pengungsi Rohingya digabung dengan 99 warga Rohingya yang sebelumnya juga terdampar. Mereka dikumpulkan di gedung BLK di Desa Blang Mee, Kandang, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe.
Marzuki mengatakan terdapat total 296 pengungsi Rohingya. Mereka terdiri dari 181 perempuan, 101 orang laki-laki, dan 14 orang anak-anak. Para imigran Rohingya mendarat di pantai Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe menggunakan boat kayu jenis JT TRN.U 11/00, Senin sekitar pukul 00.30 WIB. Namun tujuan sebenarnya mereka akan mengarah belum diketahui.
Direktur Yayasan Geutanyoe yang berbasis di Aceh, Rima Shah Putra, mengatakan pihaknya turut membantu evakuasi para pengungsi Rohingya yang terdampar di pesisir pantai Aceh.
"Meski tiga kali lebih banyak. Bermakna biaya tiga kali lebih banyak. Ini jadi concern kita ke depan," ujar Rima kepada Republika, Selasa (8/9).
Rima mengatakan kini pihaknya dan pemerintah daerah tengah menginventaris keluhan kesehatan. Sebagian besar masih dengan keluhan sama, iritasi kulit, serta beberapa kasus cedera. "Juga ada laporan tentang keluhan pernafasan," katanya.