REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendapat tambahan tenaga medis baru, melalui rekrumet tenaga kesehatan (nakes) untuk penanggulangan Covid-19 di Jakarta. Tambahan nakes ini menjadi pertahanan baru bagi DKI yang sedang berjuang menangani pandemi Covid-19 khususnya di berbagai fasilitas kesehatan di Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambut baik hasil rekrutmen nakes ini bagi penanganan Covid-19 di Jakarta. Anies bersyukur dengan adanya tambahan nakes untuk DKI dari berbagai daerah di Indonesia ini.
Mereka mengajukan menjadi tenaga kesehatan profesional secara sukarela. Walaupun mereka tetap mendapatkan fasilitas, insentif, dan renumerasi dari pekerjaannya nanti.
"Anda memilih mengambil resiko. Karena di fasilitas kesehatan itu sumber risiko penularan, disitulah medan pertempurannya. Karena itu jaga stamina fisik dan mental," kata Anies kepada tenaga profesional kesehatan, Selasa (8/9).
Anies menilai, mereka ini adalah pertahanan terakhir penanganan Covid-19 di Jakarta saat ini. Ketika jumlah penularan semakin besar termasuk kepada tenaga kesehatan, mereka menjadi penambah tenaga baru bagi Pemprov DKI menangani pandemi Covid-19.
Anies juga menilai mereka inilah layaknya pahlawan di tengah pandemi. "Yang rela menyelamatkan nyawa sesama dalam kondisi saat ini," imbuhnya.
Mantan Menteri Pendidikan ini juga berpesan, selain tetap menjaga fisik, stamina dan mental tenaga tambahan nakes ini juga diminta jadikan momen ini penambah ilmu, intelektual dan pengalaman. Walaupun tambahan tenaga profesional mereka dihargai insentif dan dilayani fasilitas yang baik.
Anies menekankan kepada mereka agar bekerja dalam konteks pengabdian, bukan semata karena nilai rupiah yang diberikan.
Dari seluruh tambahan tenaga kesehatan hasil rekrutmen ini, tercatat terdapat 1.173 tambahan tenaga kesehatan baru di DKI. Mereka terdiri dari berbagai latar belakang profesi kesehatan, mulai dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan, radigrafer, laborat, surveilan hingga penyuluh kesehatan. Selanjutnya mereka akan ditempatkan ke berbagai tingkat fasilitas kesehatan di Jakarta, mulai dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) hingga Puskesmas.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkapkan, tenaga kesehatan profesional yang mengikuti seleksi sejumlah 4.859 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa bahkan hingga NTT, NTB dan Papua.
"Proses seleksi memilih 1.173 orang, yang kemudian telah registrasi. Mereka terdiri dari dokter paru, penyakit dalam, anastesi, dr anak, spesialis obgyn, dokter umum, perawat, bidan, radiografer, ahli teknologi laboratorium medik, survaillance, penyuluh kesehatan," jelasnya.
Mereka direncanakan akan diarahkan untuk penempatan di beberapa lokasi, seperti RSUD DKI Jakarta, UPT Labkesda, Puskesmas, Dinas Kesehatan dan sebgian di RS milik swasta dan BUMN yang mengajukan ke DKI. Sebelum penempatan, sambung Widyastuti, mereka seluruh tenaga profesional kesehatan tambahan ini akan di Rapid Tes oleh tim Dinkes.
"Kalau reaktif dicek PCR sesuai KMK 392/2020 semua tenaga profeional akan dbayarkan oleh APBD," katanya.
Rincian insentif yang akan mereka dapatkan, seperti untuk dr. spesialis Rp 15 juta/bulan. Untuk dr umum Rp 10 jt/bulan. Untuk perawat Rp. 7,5/bulan. Untuk tenaga penunjang Rp. 5 juta/bulan. Kemudian untuk penunjang lainnya Rp 4,2 juta/ bulan.
Rincian tambahan tenaga kesehatan tersebut diantaranya terdiri dari:
- Tenaga Kesehatan
Dokter spesialis paru: 2 orang
Dokter spesialis penyakit dalam: 1 orang
Dokter spesialis anestesi: 1 orang
Dokter spesialis anak: 1 orang
Dokter spesialis Obgyn: 3 orang
Dokter umum: 140 orang
Perawat: 740 orang
Perawat IPCN: 4 orang
Bidan: 12 orang
- Tenaga Penunjang Kesehatan
Radiografer: 14 orang
Pranata Laboratorium: 118 orang
- Tenaga Penunjang Lainnya
Penyuluh Kesehatan: 89 orang
Surveilans: 49 orang