Selasa 08 Sep 2020 17:31 WIB

Pendakwah di Pedalaman Papua Barat Giatkan Aktivitas Sosial

Banyak pendakwah di Papua Barat giatkan aktivitas sosial.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Pendakwah di Pedalaman Papua Barat Giatkan Aktivitas Sosial. Foto: Dai di pedalaman Papua harus tahan banting kala berdakwah. Medan seberat apa pun tak menyurutkan langkah mereka.
Foto: Dok AFKN
Pendakwah di Pedalaman Papua Barat Giatkan Aktivitas Sosial. Foto: Dai di pedalaman Papua harus tahan banting kala berdakwah. Medan seberat apa pun tak menyurutkan langkah mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi menuturkan, aktivitas dakwah di daerah pedalaman terus berjalan di tengah pandemi Covid-19. Kebanyakan pendakwah menggiatkan berbagai aktivitas sosial.

"Memang ada kendala karena tidak bisa bebas seperti biasanya. Tetapi saya menginstruksikan agar tetap beraktivitas, paling tidak beralih ke aktivitas sosial, misalnya membantu Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) mendistribusikan sembako," kata dia kepada Republika, Selasa (8/9).

Baca Juga

Selain membantu mendistribusikan sembako, Kiai Zubaidi mengatakan, para pendakwah juga melaksanakan khitanan massal terutama bagi mereka yang baru menjadi mualaf. Dia mengatakan, dakwah ini memang membuat beberapa warga setempat memutuskan masuk Islam.

Kiai Zubaidi menjelaskan, Komisi Dakwah MUI telah mengirim lima pendakwah ke lima kabupaten di Papua Barat sejak September 2019 lalu. Lima hari lagi mereka akan kembali lagi ke Jakarta setelah menyelesaikan masa khidmatnya selama satu tahun. Lima kabupaten itu ialah Sorong Selatan, Kaimana, Manokwari Selatan, Raja Ampat, dan Teluk Bintuni.

"Sejauh laporan, memang sediki terkendala karena tidak bisa bikin acara-acara yang ramai. Tetapi kalau kegiatan yang di masjid itu masih bisa jalan, karena tidak semua zona merah. Jumatan juga masih dilakukan. Idul Adha dapat dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan," tutur dia.

Kegiatan mengaji di masjid, terang Kiai Zubaidi, masih bisa dilaksanakan tetapi dengan membatasi jumlah jamaah karena harus melakukan jaga jarak fisik. "Pengajian di mushala atau masjid jumlahnya tidak banyak, jadi memang tidak bisa sebebas biasanya," ujarnya.

Kiai Zubaidi melanjutkan, para pendakwah yang dikirim tersebut mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kepada kaum Muslim di daerah pedalaman. Misalnya menjadi imam, khatib, dan membantu pemakaman jenazah sesuai syariat. Mereka juga mengajarkan ilmu-ilmu agama seperti tauhid, fiqih, tajwid dan lainnya. "Dan ketika ada yang mau masuk Islam, ya tetap dilayani," imbuhnya.

Berbekal ilmu-ilmu agama beserta praktik yang telah diberikan, Kiai Zubaidi berharap warga Muslim setempat bisa menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. "Kita berharap penduduk setempat mengkloningnya supaya bisa meneruskan. Jadi ketika ditinggal, ada yang menggantikan perannya," ucap dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement