Selasa 08 Sep 2020 17:37 WIB

Pertumbuhan Asuransi Umum Diprediksi Turun 5,32 Persen

Kontraksi ekonomi akibat pandemi merupakan tantangan terbesar industri asuransi umum

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Asuransi (Ilustrasi)
Foto: wepridefest.com
Asuransi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri asuransi umum di Indonesia diperkirakan akan tumbuh negatif pada tahun ini akibat terdampak pandemi Covid-19. Pertumbuhan asuransi umum hingga akhir 2020 diprediksi akan sejalan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Hastanto Sri Margi Widodo pertumbuhan asuransi umum akan membaik seiring pulihnya perekonomian nasional. Adapun pada kuartal kedua ini, pertumbuhan asuransi umum turun 6,1 persen.

Baca Juga

"Di kuartal kedua asuransi umum turun 6,1 persen. Sejalan dengan perbaikan yang ada, akhir tahun kita bisa prediksi kira-kira sama dengan PDB," ujar Hastanto dalam acara webinar MarkPlus Industry Roundtable: Insurance Perspective, Selasa (8/9).

Menurut Hastanto, kontraksi ekonomi yang terjadi sekarang akibat pandemi merupakan tantangan terbesar industri asuransi umum. Kontraksi ekonomi ini sangat berpangruh terhadap besaran premi perusahaan asuransi.

Hastanto mengungkapkan, salah satu lini bisnis yang menghadapi tantangan cukup besar di masa pandemi ini yaitu Asuransi Kredit. Di semester pertama 2020, lini bisnis ini mencatatkan pertumbuhan negatif dibanding tahun lalu sebesar minus 6,1 persen.

Berdasarkan survei Perbankan Bank Indonesia, pertumbuhan kredit baru pada kuartal II 2020 menurun dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru minus 33,9 persen, turun dari 23,7 persen pada kuartal sebelumnya, dan 78,3 persen pada kuartal II 2019.

Penurunan pertumbuhan kredit baru ini terjadi pada seluruh jenis kredit. Adapaun penurunan terdalam terjadi pada jenis kredit investasi yang tercermin dari penurunan SBT dari sebesar 15,1 persen pada kuartal sebelumnya menjadi -75,1 persen di kuartal II 2020.

Selain asuransi kredit, lini bisnis lainnya yang juga mengalami pertumbuhan negatif pada Kuartal kedua tahun ini yaitu asuransi property, kendaraan bermotor, pengangkutan, penerbangan, energi off shore, penjaminan dan aneka.

Untuk itu, lanjut Hastanto, perusahaan asuransi umum perlu melakukan langkah-langkah mitigasi untuk menekan penurunan. Di samping itu, perusahaan asuransi umum juga harus berinovasi dari sisi technology dan memanfaatkan peluang yang ada.

"Kalau melakukan strategi yang sama jualan polis hasilnya tidak akan optimal. Kami sudah berinisiatif untuk masuk ke higher technology seperti penggunaan artificial intelligence (AI)," tutup Hastanto.

Sebagai informasi, pendapatan Asuransi Umum kuartal kedua 2020 tercatat sebesar Rp 37,6 triliun. Capaian tersebut  turun sebesar 6,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 sebesar Rp 40 triliun.

Sementara itu, klaim pada kuartal kedua 2020 tercatat sebesar Rp17 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 3,7 persen dibandingkan kuartal kedua 2019 yang tercatat sebesar Rp 16,3 triliun. Sedangkan rasio klaim kuartal kedua 2020 tercatat sebesar 45,3 persen, meningkat 4,3 persen dibanding rasio klaim kuartal kedua 2019 yang sebesar 41 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement