REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus menilai, bakal pasangan calon (bapaslon) yang melanggar protokol kesehatan Covid-19 sudah gagal mengutamakan keselamatan warga pada saat pendaftaran pencalonan Pilkada 2020. Mereka membiarkan pendukungnya datang berkerumun di tengah pandemi Covid-19.
"Saya kira ini kegagalan yang sejak awal pada para calon pemimpin kepala daerah, dan untuk itu saya kira penting untuk menyerukan kepada publik agar jangan memilih pemimpin yang sejak awal sudah tidak peduli dengan rakyatnya sendiri," ujar Lucius dalam diskusi daring, Selasa (8/9).
Menurut dia, peristiwa yang terjadi selama pendaftaran pencalonan 4-6 September mencerminkan kualitas calon pemimpin daerah pada Pilkada 2020. Mereka tega menjadikan warga sebagai komoditas politik yang berujung pelanggaran protokol kesehatan seperti kerumunan massa dengan mengabaikan jaga jarak dan tanpa memakai masker.
"Dia tidak peduli dengan keselamatan warganya, jadi bagaimana lima tahun mendatang mau memimpin daerahnya jika warganya saja dia jadikan objek, dan yang jadi penting untuk dia adalah kekuasaan itu sendiri," kata Lucius