Selasa 08 Sep 2020 19:06 WIB

Perwakilan Nakes Covid-19 Apresiasi Intensif Pemerintah

Nakes Covid-19 menilai intensif bentuk dari perhatian pemerintah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Nakes Covid-19 menilai intensif bentuk dari perhatian pemerintah. Ilustrasi tenaga medis Covid-19 yang meninggal.
Foto: AMPELSA/ANTARA
Nakes Covid-19 menilai intensif bentuk dari perhatian pemerintah. Ilustrasi tenaga medis Covid-19 yang meninggal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebagai tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja di garda terdepan penanganan Covid-19, dr Nizma Permaisuari mengaku bersyukur dengan insentif yang diterimanya langsung dari Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto. Dia merasa dihargai pemerintah atas perjuangannya selama ini dalam melayani pasien Covid-19. 

Nizma merupakan PPDS yang sedang mengambil dokter spesialis untuk Program studi Mata. Nizma merupakan satu dari 10 peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang menjadi perwakilan PPDS penerima instentif dari pemerintah. Pemberian insentif dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Senin (7/9) malam. 

Baca Juga

"Saya dari Prodi Mata bersyukur dikasih penghargaan dari Kemenkes. Semua residen kebetulan dari FKUI mendapat rezeki ini. Jadi perjuangan yang kami rasakan saat terjun langsung merasa sangat dihargai. Jadi terima kasih buat semua yang terlibat dan ikut membantu program ini," ucap dr Nizma usai menerima insentif dari Menkes Terawan. 

Bagi dr Nizma dan sekitar 2000-an PPDS di FKUI yang menerima insentif dari pemerintah mengaku ada rasa bangga dan lecutan dalam diri mereka bahwa penghargaan ini harus dibalas dengan kinerja yang sungguh-sungguh.

"Tentu ini menjadi penyemangat bagi kami semua yang ada di IGD dan garda terdepan," kata dr Nizma yang sehar-hari menangani pasien Covid-19 di RSCM. 

Soal kaitan Prodi Mata dengan penanganan Covid-19 ini, dr. Nizam menjelaskan keberadaan PPDS di klinik mata sama dengan klik dan unit lainnya dalam upaya melayani pasein Covid-19. 

"Kebetulan ada pasein yang kebetulan terkofirmasi positif Covid. Lalu diketahui ada infeksi di mata yang membutuhkan operasi. Jadi penaganannya dikerjakan lebih berbeda dengan pasein yang tidak terkonfirmasi Covid," ujar Nizma.

Senada juga disampaikan PPDS yang mengambil spesilisasi Onkologi Radiasi, dr Teza Yanuarta. Dia mengaku dana insentif yang diterima dari pemerintah sangat berguna.

Bukan hanya untuk dirinya, juga untuk keluarganya bahkan dia berencana menyisihkan sebagian uang yang dia terima untuk membantu pasien Covid-19 dari kalangan tidak mampu. "Alhamduilllah semoga berkah bisa selain buat saya juga buat keluarga. Selain itu juga membantu yang kekurangan," kata dr Teza Yanuarta. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement