Selasa 08 Sep 2020 22:41 WIB

Pemerintah Dorong Klaster Obat Tradisional

Pemerintah berdayakan UMKM melalui klaster, termasuk klaster obat tradisional.

Rep: Anastasia AS (swa.co.id)/ Red: Anastasia AS (swa.co.id)
.
.

Pemerintah melakukan kerja sama strategis dengan seluruh sektor untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui pendekatan klaster atau sentra, dalam hal ini termasuk klaster obat tradisional.

“Saya berharap bentuk kerja sama ini dapat diperluas dan terintegrasi sehingga dapat mendukung pemulihan perekonomian nasional, dan klaster atau sentra usaha obat tradisional terus tumbuh dengan baik,” tutur Deputi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Rudy Salahuddin dalam Focus Group Discussion Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengembangan Sentra Usaha Obat Tradisional (08/09/2020).

Obat tradisonal dianggap dapat menjaga kesehatan dan imunitas. Sehingga, banyak masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi obat tradisional, khususnya jamu dan minuman kesehatan. Terlebih, menurut Rudy, di tengah kondisi pandemi ini. Dia menuturkan, dalam kondisi krisis kesehatan seperti sekarang ini, komoditas obat tradisional memiliki peluang untuk dikembangkan oleh masyarakat.

“Di Jawa Tengah rata-rata penjualan UMKM jamu meningkat sebesar 300% hingga 400% per hari dengan variasi jenis jamu yang lebih banyak,” kata Rudy. Menurutnya, obat tradisional memiliki nilai strategis dari sisi ekonomi.

Industri obat tradisional di Indonesia bersifat padat karya dan didominasi oleh pelaku UMKM  yaitu sebesar 87,2%. Industri ini juga dianggap memiliki backward linkage atau keterkaitan ke belakang yang kuat dengan sektor pertanian.

Namun sayangnya, sektor ini masih menghadapi banyak tantangan dalam pengembangannya. Tantangan yang disebut di awal berupa keterbatasan bahan baku, peralatan, permodalan, dan sumber daya manusia. Keempat tantangan tersebut pada akhirnya berpengaruh pada keterbatasan kapasitas produksi dan pemasaran.

“Dalam rangka mengakselerasi upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan kegiatan usaha obat tradisional perlu dilakukan pembinaan UMKM obat tradisional secara terpadu, efisien, dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang perlu didorong adalah pengembangan sentra UMKM obat tradisional,” kata Rudy menjelaskan.

Ke depan, dia berharap semakin banyak UMKM yang meningkat daya saing produknya, serta mampu menggerakan perekonomian lokal yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja.

Selain itu, Rudy berpendapat perlu adanya pendekatan klaster atau sentra untuk mendukung kapasitas produksi dan mendukung pelaku usaha yang berorientasi ekspor.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement