Rabu 09 Sep 2020 05:37 WIB

Penjelasan Disdik Surabaya Soal Lambang PDIP di Materi SD

Lambang PDIP muncul di program 'Belajar dari Rumah Bersama Guruku' di SBO TV.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andri Saubani
Pendukung Indonesia dari Partai Presiden Megawati Soekarnoputri PDI Perjuangan (PDIP) gemuruh untuknya di bawah banteng, lambang partainya, selama dia satu-satunya reli Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu 28 Maret 2004.
Pendukung Indonesia dari Partai Presiden Megawati Soekarnoputri PDI Perjuangan (PDIP) gemuruh untuknya di bawah banteng, lambang partainya, selama dia satu-satunya reli Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu 28 Maret 2004.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya Supomo memberikan penjelasan terkait kemunculan lambang PDIP sebagai pengganti sila keempat, pada materi pelajaran Kewarganegaraan bagi kelas 1 SD. Peristiwa tersebut terjadi pada program 'Belajar dari Rumah Bersama Guruku' yang merupakan kerja sama antara Pemkot Surabaya dengan SBO TV yang itu disiarkan secara langsung.

Supomo menyatakan, pihaknya masih melakukan klarifikasi terhadap guru yang mengajar program tersebut pada Selasa (8/9). "Kita klarifikasi. Saya belum dapat info terakhir tentang apa kemudian yang menyebabkan sampai muncul seperti itu," ujar Supomo dikonfirmasi Selasa (8/9) malam.

Baca Juga

Supomo mengaku, berdasarkan klarifikasi awal, guru tersebut tidak sengaja menampilkan logo PDIP saat menjelaskan sila keempat Pancasila. Dia pun menegaskan, setiap materi yang disampaikan, harus berdasar pada buku panduan. Supomo menduga, guru tersebut terburu-buru membuat materi pembelajaran, sehingga mengambil gambar yang salah dari internet.

"Kalau tadi berpapasan sebentar, ya dia ngomong tidak sengaja. Karena dia kan searching, ngambil dari Google kemungkinan begitu," ujar Supomo.

Supomo mengatakan, guru yang mengajar pada program tersebut adalah guru-guru terbaik dengan IPK minimal 3,75. Guru yang kebetulan mengajar tersebut sudah empat kali mengajar. Namun pada Selasa (8/9) bukan merupakan jadwalnya dia untuk mengajar, melainkan guru lainnya. Namun guru yang semestinya mengajar sakit, sehingga dia diminta menggantikan.

"Dia ngajar untuk mengganti guru yang seharusnya ngajar kemudian sakit. Lah siaran ini adalah siaran langsung. Sedangkan dia menyiapkan materinya waktunya terbatas karena bukan jadwalnya ngajar," ujar Supomo.

Supomo menegaskan, atas peristiwa tersebut pihaknya segera melakukan evaluasi. Bahkan dia menyebutkan, kemungkinan nantinya program tersebut tidak disiarkan secara langsung.

"Terkait ini kami kemudian evaluasi mungkin nanti kami tidak melakukan siaran langsung supaya nanti bisa diedit," kata Supomo.

Sebelumnya, media sosial Twitter diramaikan cuitan materi pembelajaran kelas 1 SD di Surabaya yang disisipi lambang PDI Perjuangan. Bermula dari cuitan akun @cgandra_ds yang memuat potongan video yang ditayangkan SBO TV. Video tersebut merupakan potongan dari program 'Belajar dari Rumah Bersama Guruku' yang merupakan kerja sama antara Pemkot Surabaya dengan SBO TV.

Program tersebut merupakan upaya Pemkot Surabaya menunjang pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19. Video yang diunggah tersebut berisikan materi tentang sila-sila dalam Pancasila. Di mana seorang guru menjelaskan makna lambang-lambang Pancasila, mulai sila kesatu hingga sila kelima. Kemudian saat menjelaskan sila keempat, yang ditampilkan adalah lambang PDI Perjuangan.

Cuitan tersebut pun mengundang berbagai respons dari para warganet. Ada yang menanggapinya dengan candaan. Namun ada juga yang menganggap hal tersebut sebagai bentuk propaganda.

"Propaganda sejak dini," tulis akun @makelarrmobil.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement