Rabu 09 Sep 2020 02:45 WIB

Anies Ucapkan Terima Kasih ke Nakes dari Luar Jakarta

DKI mendapatkan bantuan 1.174 nakes dari luar Jakarta untuk penanganan Covid-19.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
Foto: Pemprov DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para tenaga profesional kesehatan (nakes) dari luar Jakarta untuk membantu penanggulangan pandemi Covid-19 di Ibu Kota. Ucapan terima kasih tersebut diungkapkan Anies terhadap 1.174 tenaga profesional kesehatan yang akan bertugas sampai dengan akhir 2020.

"Anda bergabung dengan sukarela, memilih untuk mengambil risiko dengan berada di 'medan pertempuran'. Atas nama pemerintah, saya sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada teman-teman semua," ujar Anies di Jakarta, Selasa (8/9).

Baca Juga

Menurut Anies, tenaga profesional kesehatan penanggulangan Covid-19 merupakan pejuang yang dibesarkan dengan nilai-nilai kepedulian dan kemanusiaan karena jasanya menyelamatkan nyawa sesama. Sehingga, menurutnya, sebesar apa pun rupiah yang diberikan negara, tidak akan pernah bisa menyamai nilai kebaikan yang diberikan tenaga profesional kesehatan penanggulangan Covid-19 selama mengabdi di rumah sakit, Puskesmas, maupun laboratorium.

"Kita semua menyadari bahwa perjalanan pengendalian Covid-19 ini masih panjang. Karena itu jaga stamina fisik, moril, mental dan intelektual. Bayangkan pada saat wabah ini telah selesai, Anda akan pulang ke tempat masing-masing, kembali pada kegiatan-kegiatan kita yang lain," katanya.

Pada saat itu, lanjut Anies, mereka akan menengok ke belakang dan menjadikan kisah perjuangan ini sebagai peristiwa pengabdian untuk kemanusiaan atas pilihan sadar dan kesukarelaan. Anies kemudian menceritakan kisah Tjipto Mangunkusumo yang turun langsung mengentaskan wabah pes di Malang pada 1911.

Ketika orang lain menjauhi wabah, Tjipto memutuskan untuk berangkat ke tempat penuh risiko tersebut. Namun, kemudian diabadikan menjadi Rumah Sakit di Jakarta dan dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional.

"Itulah yang saya sebutkan tadi mengapa Anda meneruskan tradisi pejuang. Ibu kita masih terus melahirkan pejuang. Tjipto-Tjipto baru saat ini bermunculan pada saat kita menghadapi wabah sebagaimana pada waktu itu kita menghadapi wabah," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement