REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang jatuh pada 9 September 2020, Milo menyelenggarakan ajang lomba lari virtual bertajuk Milo Indonesia Virtual Run. Lomba tersebut dibagi dalam dua kategori, yaitu 10 kilometer (10K) dan Family Run 3 kilometer (3K).
Biasanya, Milo menggelar lomba lari internasional setiap tahun di Jakarta. Namun pandemi Covid-19 membuat perlombaan tersebut diganti ke lari virtual.
Pendaftaran sudah dibuka sejak 1 September dan akan ditutup pada 18 September 2020. Sedangkan periode lari dilakukan pada 9-20 September 2020.
“Pada Haornas 2020 ini, kami ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menjalani gaya hidup yang sehat dan aktif lewat Milo Indonesia Virtual Run,” kata Presiden Direktur Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (9/9).
Di samping itu, dia menuturkan lomba lari tersebut juga diadakan dengan tujuan meningkatkan daya tahan serta imunitas tubuh dalam masa pandemi Covid-19.
Meski demikan, dia mengimbau agar seluruh peserta tetap menjalankan protokol kesehatan yang berlaku selama berlari, yakni menghindari kerumunan, saling menjaga jarak aman (physical distancing) dan memakai masker.
“Melalui kegiatan Milo Indonesia Virtual Run, kami berharap semua peserta terinspirasi untuk terus menjalani gaya hidup yang sehat, aktif serta berkarakter tangguh,” ujar Ganesan.
Sementara itu, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta menilai kegiatan tersebut merupakan sebuah terobosan yang baik di era pandemi virus corona. Dengan konsep virtual, maka olahraga dapat dilakukan secara mandiri dan masyarakat tetap bergerak aktif.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan konsep virtual tersebut merupakan salah satu bentuk penerapan dari sport science dan dapat dijadikan sebagai contoh bagi cabang-cabang olahraga lainnya.
“Virtual run ini adalah terobosan yang bagus di tengah pandemi. Meski kegiatan kita terbatas, kita tetap bisa berolahraga untuk memproteksi tubuh dari serangan virus. Konsep ini bisa jadi contoh untuk cabor lainnya. Namun pelaksanaannya harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Isnanta.