REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kia Joorabchian mengecam Arsenal karena gagal memberi kliennya, Mesut Oezil waktu bermain yang cukup dalam beberapa musim terakhir. Pemain berusia 31 tahun itu diberi kesempatan bermain di Liga Primer Inggris, tapi wabah virus corona menghentikan musim, dan cedera punggung mencegahnya tampil di Project Restart.
Oezil bergabung dengan The Gunners dari Real Madrid pada 2013 dengan biaya rekor klub sebesar 42,5 juta poundsterling.
Pemain Jerman itu langsung sukses di Emirates Stadium, membantu Arsenal mengakhiri paceklik trofi mereka di musim pertamanya dan menerangi Liga Primer Inggris dengan kreativitasnya di jantung tim Arsene Wenger.
Oezil diberi penghargaan atas jasanya dengan kontrak tiga tahun baru pada 2013 senilai 350 ribu poundsterling per-pekan, menjadikannya pemain dengan bayaran tertinggi dalam sejarah Arsenal.
Tetapi playmaker itu mengalami hubungan yang memburuk dengan penerus Wenger, Unai Emery, dan melihat menit bermainnya terbatas di bawah arahan pelatih Spanyol itu. Setelah Emery dipecat November lalu dan Mikel Arteta mengambil alih sebagai bos Gunners, segalanya tampak kembali ke jalurnya untuk Oezil.
Namun kini Oezil hanya meratapi sisa kontraknya dan Joorabchian yakin Arsenal bersalah atas kesalahan manajemen kliennya. "Apa gunanya seorang pemain duduk dan tidak bermain? Siapa yang diuntungkan dari itu?," kata Joorabchian dikutip dari Mirror, Rabu (9/9).
"Klub tidak mendapatkan keuntungan dari itu. Pemainnya semakin tua, dia tidak mendapatkan keuntungan dari itu. Agen tidak mendapatkan keuntungan dari itu," tambahnya menjelaskan.
Joorabchian tak yakin ada pemain yang mengambil keuntungan dari situasi seperti itu, meskipun fakta bahwa pemain mungkin memperoleh keuntungan moneter dari mendapatkan penghasilan. "Saya tidak bisa benar-benar mengingat kami tidak mencoba segalanya untuk menyelesaikan masalah dengan seorang pemain. Saya hanya tidak melihat intinya, kenapa pemain mahal fan hebat dicadangkan" kata dia.