Rabu 09 Sep 2020 13:04 WIB

Kiat RNI Dorong Integrasi Industri Pangan

Persiapan dan pembenahan untuk memperkuat integrasi bisnis pangan terus dilakukan

Rep: M.Nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Program food estate merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempersiapkan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi lumbung pangan dan program tersebut berbeda dengan rice estate. Pengembangan food estate ini melibatkan sinergi tiga kementerian yakni Kementan, Kementerian PURP dan Kementerian Pertahanan.
Foto: Kementan
Program food estate merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempersiapkan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi lumbung pangan dan program tersebut berbeda dengan rice estate. Pengembangan food estate ini melibatkan sinergi tiga kementerian yakni Kementan, Kementerian PURP dan Kementerian Pertahanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) terus melakukan berbagai persiapan di tengah integrasi bisnis BUMN Pangan yang saat ini sedang didorong Kementerian BUMN.

Direktur SDM RNI Nanang Marjianto mengatakan berbagai persiapan dan pembenahan untuk memperkuat integrasi bisnis pangan terus dilakukan baik di sisi internal maupun eksternal, salah satunya adalah benchmarking dan belajar kepada tokoh-tokoh yang sukses melakukan transformasi diberbagai bidang. 

"Dalam mewujudkan transformasi, kami tidak hanya menata organisasi dan bisnis modelnya, tapi juga perlu mendapat pembekalan dan insight dari berbagai tokoh transformatif, salah satunya Bapak Ignasius Jonan," ujar Nanang saat seminar bertajuk "Kiat Sukses Membangun Budaya dan Organisasi Holding dalam Integrasi Bisnis BUMN Pangan"yang dihadiri para Direktur Utama BUMN Klaster Pangan serta pembicara Ignasius Jonan di Jakarta, Selasa (8/9).

Nanang beharap, melalui seminar budaya organisasi ini RNI serta BUMN Klaster Pangan mendapatkan banyak insight untuk membangun organisasi korporasi yang solid guna mewujudkan transformasi bisnis menuju BUMN pangan yang berdaya saing global. 

Ia menambahkan, transformasi RNI salah satunya dilakukan dengan memperkuat kolaborasi antar BUMN Klaster Pangan guna mewujudkan mata rantai pangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. 

"Untuk itu, kita terus benahi infrastruktur penunjang dari mulai budaya organisasi, tata kelola perusahaan, hingga kompetensi SDM. Agar sebagai Ketua Klaster, RNI memiliki agility yang baik dalam mengkoordinasi serta mendorong berbagai sinergi dan aksi korporasi di lingkup Klaster Pangan," ucap Nanang. 

Di aspek tata kelola, Nanang mengatakan, improvement terbaru telah dilakukan adalah perolehan sertifikat Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) SNI ISO 37001:2016. Diraihnya sertifikat SMAP menunjukan komitmen perseroan dalam mengeliminir potensi praktek suap di lingkungan perusahaan guna mewujudkan organisasi yang bersih dan anti korupsi.

Sementara itu dalam budaya organisasi, ia menambahkan, RNI bersama BUMN Klaster Pangan telah melakukan penyeragaman corporate value. Hal tersebut sejalan dengan semangat baru Kementerian BUMN yang telah menerapkan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) sebagai Core Value SDM BUMN. 

"Penerapan AKHLAK sebagai Core Value BUMN Klaster Pangan untuk mendukung peningkatan kinerja perusahaan sebagai lokomotof pembangunan, mesin pertumbuhan ekonomi, dan akseletator dalam penyedia lapangan kerja," kata Nanang. 

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha RNI Febriyanto, mengatakan, saat ini bersama 8 BUMN Klaster Pangan RNI tengah menjalankan beberapa program peningkatan produktivitas komoditas pangan. Salah satunya adalah Food Estate Sukamadi 1.000 ha di Subang. Program ini merupakan pilot project pengelolaan lahan pertanian berbasis teknologi Precision Farming yang bertujuan untuk meningkatkan akurasi pendataan serta efisiensi dan Corporate Farming untuk mendorong kesejahteraan petani mitra melalui integrasi proses hulu (produksi) hingga hilir (pemasaran). 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement