REPUBLIKA.CO.ID, CHONBURI — Kuda nil tertua di Thailand merayakan ulang tahun ke 55. Saat anak-anak dan penonton lainnya bernyanyi untuk memperingati ulang tahun kuda nil tertua di Thailand, Mae Mali mengunyah bermacam-macam buah dan sayuran yang disusun dalam bentuk kue.
Mae Mali, yang berarti Ibu Melati dalam bahasa Thailand berada di sebuah kompleks di Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow di Thailand timur sejak dua tahun lalu. Sebelumnya, Mae Mali tinggal di sebuah kebun binatang di Bangkok. Dia bertahan hidup melampaui harapan hidup khas kuda nil, yaitu sekitar 40 hingga 50 tahun.
“Mae Mali sekarang sudah menjadi nenek. Kami merawatnya dengan baik terkait kesehatan, makanan, dan lingkungannya,” kata direktur kebun binatang, Attaporn Srihayrun.
Mae Mali melahirkan banyak anak. Keturunannya yang berjumlah 21 kuda nil, sekarang berada di kebun binatang seluruh Asia Tenggara.
“Mae Mali tidak bisa bereproduksi lagi karena dia sudah cukup tua. Tapi, kami akan tetap merawatnya dengan baik agar dia bisa menjadi salah satu kuda nil berumur panjang di dunia,” ujar Attaporn.
Di alam liar, kuda nil hidup di sungai dan danau di sub-Sahara Afrika. Hilangnya habitat kuda nil telah membuat mereka dianggap rentan punah. Di negara tetangga Filipina, pernah ada Bertha yang dianggap sebagai kuda nil tertua di penangkarannya. Bertha meninggal pada 2017 pada usia 65 tahun.
Kuda nil lainnya, Lucifer atau Lu dilaporkan merayakan ulang tahunnya ke-60 di sebuah taman margasatwa di negara bagian Florida AS pada Januari tahun ini.
Dengan berat dewasa mulai dari 1.500 kg hingga 3.200 kg, kuda nil adalah hewan darat terberat kedua setelah gajah. Mereka biasanya berada di air pada siang hari yang panas, kemudian ke darat pada malam hari untuk memakan rumput dan buah. Dana Margasatwa Dunia memperkirakan ada sekitar 115 ribu hingga 130 ribu kuda nil yang tersisa di alam liar.