Rabu 09 Sep 2020 15:58 WIB

Politikus Oposisi Belarusia Diculik Pria Bertopeng

Penculikan Znak menyusul hilangnya Maria Kolesnikova, salah satu pemimpin oposisi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Protes di Belarusia, ilustrasi
Foto: EPA
Protes di Belarusia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Politikus oposisi Belarusia Maxim Znak diculik oleh pria yang mengenakan topeng pada Rabu (9/9). Penculikan Znak menyusul hilangnya Maria Kolesnikova yang merupakan salah satu pemimpin aksi protes terhadap Presiden Alexander Lukashenko.

Znak adalah anggota terakhir Dewan Koordinasi oposisi yang masih aktif di Belarusia. Pengacara Znak mengatakan, apartemen kliennnya telah digeledah oleh komite investigasi negara. Selain itu, penyelidik juga menggeledah kantor politisi oposisi lainnya yakni Viktor Babariko.

Sebelumnya Znak mengatakan, Kolesnikova siap menghadapi kemungkinan penculikan dan menyadari risiko ini. Menurut Znak hilangnya Kolesnikova justru akan membuat aksi protes terhadap Lukashenko semakin besar.

Sejak Presiden Lukashenko mengumumkan kemenangan dalam pemilihan presiden yang kontroversial bulan lalu, protes besar-besaran terjadi di bekas negara Soviet tersebut. Ribuan pengunjuk rasa menentang pemerintahan Lukashenko selama 26 tahun.

Otoritas Belarus menanggapi protes tersebut dengan menindak para pengunjuk rasa anti-pemerintah. Mereka juga menargetkan tokoh-tokoh oposisi, termasuk kelompok oposisi terkemuka, Dewan Koordinasi, yang menuduh rezim Lukashenko "secara terbuka menggunakan metode teror."

Uni Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi kepada 31 pejabat senior Belarusia, termasuk menteri dalam negeri pada pertengahan September. Sanksi tersebut menyusul ada dugaan kecurangan dalam pemilihan umum (pemilu) pada 9 Agustus lalu, dan menyebabkan demonstrasi besar-besaran di Belarusia.

"Kami awalnya menyetujui 14 nama, tetapi banyak negara bagian yang merasa itu tidak cukup. Sekarang kami telah mencapai konsensus pada 17 nama lainnya. Mereka adalah pejabat senior yang bertanggung jawab atas pemilu, kekerasan dan tindakan keras," ujar seorang diplomat Uni Eropa.

Nama-nama pejabat Belarus dapat berubah sesuai dengan kesepakatan para diplomat yang akan ditetapkan dalam pertemuan pada 21 September. Sanksi mulai berlaku pada 22 September. Lithuania, Latvia, dan Estonia memberlakukan sanksi mereka sendiri terhadap pejabat Belarusia pada akhir Agustus. Lukashenko mengancam akan membalas tindakan jika UE menjatuhkan sanksi terhadap Belarusia.

Belarusia pertama kali mendapatkan sanksi ekonomi pada 2004. Uni Eropa kemudian telah mengurangi sanksi ekonomi terhadap Belarusia pada 2015, sebagai upaya untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan Lukashenko. Uni Eropa telah berhati-hati dan tidak bertindak terlalu cepat dalam menjatuhkan hukuman bagi pejabat Belarusia. Uni Eropa mewaspadai provokasi dan intervensi Rusia terhadap Belarusia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement