Rabu 09 Sep 2020 16:21 WIB

Parlemen Inggris Bersuara Tolak Genosida Etnis Uighur

Genosida etnis Uighur ditolak parlemen Inggris.

Rep: Rizky Suryarandika./ Red: Muhammad Hafil
Menara penjaga dan pagar kawat berduri mengelilingi fasilitas penahanan di Kunshan Industrial Park, Artux, Xinjiang. Associated Press telah menemukan bahwa pemerintah Cina sedang melaksanakan program pengendalian kelahiran yang ditujukan untuk warga Uighur, Kazakh, dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, bahkan ketika sebagian besar penduduk Han di negara itu didorong untuk memiliki lebih banyak anak. Langkah-langkah tersebut termasuk penahanan di penjara dan kamp, seperti fasilitas ini di Artux, sebagai hukuman karena memiliki terlalu banyak anak.(AP Photo/Ng Han Guan, File)
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Menara penjaga dan pagar kawat berduri mengelilingi fasilitas penahanan di Kunshan Industrial Park, Artux, Xinjiang. Associated Press telah menemukan bahwa pemerintah Cina sedang melaksanakan program pengendalian kelahiran yang ditujukan untuk warga Uighur, Kazakh, dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, bahkan ketika sebagian besar penduduk Han di negara itu didorong untuk memiliki lebih banyak anak. Langkah-langkah tersebut termasuk penahanan di penjara dan kamp, seperti fasilitas ini di Artux, sebagai hukuman karena memiliki terlalu banyak anak.(AP Photo/Ng Han Guan, File)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebagian anggota Parlemen Inggris mengeluarkan sikap penolakan terhadap pembersihan etnis Uighur di Provinsin Xinjiang, China. Penolakan itu termaktub dalam surat yang ditandatangani oleh 76 anggota parlemen dan 57 bangsawan Inggris usai tersiarnya video mengenai Uighur di BBC.

Surat yang menyatakan sikap anggota Parlemen dan bangsawan Inggris itu dibuat oleh anggota partai pekerja Siobhain McDonagh. Dalam isi surat itu ditegaskan bahwa kebijakan kamp konsentrasi pada Muslim Uighur sama saja dengan kamp konsentrasi Nazi.

Baca Juga

"Ini program terstruktur untuk menghapus etnis Uighur. Mengutuk hal ini adalah satu hal, sedangkan bertindak menghadapi negara super power (China) adalah hal yang berbeda," kata McDonagh dilansir dari CityAM pada Rabu (9/9).

Pemimpin partai Demokrat Liberal Sir Ed Davey dan politisi Sir Lain Duncan Smith mengekspresikan kebencian mereka pada perlakuan China terhadap Uighur. Keduanya mengutuk keras China yang melakukan program tersistem untuk membersihkan etnis Uighur.

Kebencian mereka atas sikap China bukan tanpa dasar. Selama beberapa dekade terakhir, muslim Uighur mengalami kekerasan berujung genosida. Etnis Uighur yang masih hidup dipaksa menjalani kamp konsentrasi. Diperkirakan ada sejuta Muslim Uighur di dalam kamp konsentrasi di Xinjiang.

Lebih sadisnya lagi, perempuan keturunan Uighur dipaksa disterilisasi agar tak bisa melahirkan. Angka kelahiran di wilayah yang dihuni Uighur pun turun hingga 60 persen. Adapun yang perempuan Uighur yang masih subur dipaksa dihamili oleh etnis China lainnya.

Sebelumnya, Duta Besar China di Inggris Liu Xiaoming membantah tuduhan genosida atau pembunuhan masal terhadap etnik Uighur dengan mengatakan tudingan mengenai kamp-kamp konsentrasi adalah "palsu".

Liu menegaskan, etnis Uighur menerima perlakuan yang sama dengan kelompok etnis lainnya berdasarkan undang-undang di China. Saat ditunjukkan tayangan drone yang tampak menunjukkan orang-orang Uighur ditutup matanya dan dituntun ke kereta serta disebut asli oleh badan keamanan Australia, Liu mengatakan tidak tahu.

"kadang kala ada pemindahan tahanan, di negara manapun, tidak ada kamp konsentrasi di Xinjiang. Ada banyak tuduhan palsu terhadap China," ujarnya.

Sumber:

https://www.cityam.com/nearly-100-uk-mps-condemn-the-ethnic-cleansing-of-chinas-uighur-muslims/

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement