Rabu 09 Sep 2020 16:21 WIB

Turki dan Iran Saling Merapat Perkuat Hubungan

Rouhani menyebut hubungan Iran dan Turki dibangun atas pondasi kuat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: REUTERS/Umit Bektas
Presiden Turki Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengutarakan keinginannya untuk memperdalam hubungan bilateral dengan Turki. Dia menilai, sebuah dua kekuatan regional utama, Iran dan Turki selalu menjadi sasaran permusuhan.

Rouhani mengungkapkan Iran dan Turki selalu menikmati perdamaian serta persahabatan. "Hubungan Iran-Turki telah dibangun di atas fondasi yang kuat, dan kejadian yang tidak menguntungkan tidak pernah merusak hubungan bilateral," kata Rouhani saat berbicara di  6th Meeting of the Turkey-Iran High-Level Cooperation Council yang dilaksanakan secara virtual pada Selasa (8/9), dikutip laman kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA)

Baca Juga

Dia menekankan hubungan Iran-Turki didasarkan pada lingkungan yang baik, nilai budaya yang sama, dan saling menghormati. Tak hanya itu, kedua negara pun memiliki kepentingan bersama, stabilitas, keamanan, serta perdamaian di kawasan.

Rouhani berharap pertemuan Turkey-Iran High-Level Cooperation Council dapat menguntungkan kedua negara dalam banyak hal. Sebelumnya Direktorat Komunikasi Turki mengatakan Turkey-Iran High-Level Cooperation Council akan dipimpin oleh Rouhani dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Selama pertemuan Dewan, semua aspek hubungan bilateral antara Turki dan Iran akan ditinjau, dan langkah-langkah yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kerja sama mengingat keadaan baru yang disebabkan oleh pandemi virus korona akan dibahas," kata Direktorat Komunikasi Turki dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Anadolu Agency.

Selain membahas hubungan bilateral, Turki dan Iran pun akan bertukar pandangan tentang isu-isu regional serta internasional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement