REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam Kitab Sunan Tirmidzi ada sebuah hadits yang menjelaskan tentang empat macam orang di dunia.
Di antaranya orang yang diberi rezeki harta dan dikaruniai ilmu, orang yang dikaruniai ilmu tapi tidak diberi harta, orang yang diberi rezeki harta tapi tidak dikaruniai ilmu, dan orang yang tidak diberi rezeki harta dan tidak dikaruniai ilmu.
Rasulullah Nabi Muhammad SAW diceritakan bahwa beliau akan memberitahukan sebuah hadits, maka hafalkanlah. Kemudian Nabi SAW menjelaskan bahwa sesungguhnya dunia itu untuk empat macam orang yaitu sebagai berikut, Rasulullah SAW bersabda:
أحدِّثُكُم حَديثًا فاحفَظوهُ . فقالَ : إنَّما الدُّنيا لأربعةِ نفرٍ : عبدٌ رزقَه اللَّهُ مالًا وعِلمًا فهوَ يتَّقي ربَّهُ فيهِ ويصلُ بهِ رحِمَهُ ويعلَمُ للَّهِ فيهِ حقًّا فَهَذا بأفضلِ المَنازلِ . وعبدٍ رزقَهُ اللَّهُ علمًا ولم يرزُقهُ مالًا فَهوَ صادقُ النيَّةِ يقولُ : لَو أنَّ لي مالًا لعَمِلتُ فيه بعَملِ فلانٍ فهو بنيَّتهِ فأَجرُهُما سواءٌ. وعَبدٌ رزقَهُ اللَّهُ مالًا ولَم يَرزُقهُ عِلمًا يخبِطُ في مالِهِ بغيرِ عِلمٍ لا يتَّقي فيهِ ربَّهُ ولا يَصلُ فيهِ رحمَهُ ولا يعلَم للهِ فيهِ حقًّا فهو بأخبَثِ المنازلِ ، وعبدٌ لم يَرزُقْهُ اللَّهُ مالًا ولا عِلمًا فَهوَ يقولُ : لَو أنَّ لي مالًا لعَمِلْتُ فيهِ بعمَلِ فلانٍ فَهوَ بنيَّتِهِ فوزرُهُما سواءٌ
Aku akan memberitahukan sebuah hadits kepada kalian, maka hafalkanlah. Sesungguhnya dunia itu untuk empat macam orang.
Pertama, yaitu seorang hamba yang diberi rezeki oleh Allah berupa harta dan ilmu, lalu ia bertakwa dengannya kepada Rabb-nya dan terus menjalin hubungan silaturahim, serta menyadari bahwa ada hak Allah pada rezekinya itu. Ini adalah derajat (kedudukan) yang paling utama.
Kedua, kemudian seorang hamba yang dikaruniai ilmu pengetahuan namun tidak dikaruniai harta. Lalu dengan niat yang benar (tulus) dia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, maka aku akan melakukan amal (kebaikan) seperti amal yang dilakukan si fulan.’ Ia akan mendapat ganjaran (pahala) dengan niatnya itu dan ganjaran keduanya (dirinya dengan si fulan) sama.
Ketiga, kemudian seorang hamba yang diberikan rezeki berupa harta oleh Allah, namun tidak dikaruniai ilmu. Lalu dia membelanjakan hartanya itu tanpa menggunakan ilmu, tidak bertakwa kepada Rabb-nya, dan tidak menyambung hubungan silaturrahim, serta tidak menyadari bahwa ada hak Allah pada hartanya itu. Maka orang seperti ini mendapatkan kedudukan (derajat) yang paling buruk.
Keempat, kemudian seorang hamba yang tidak diberikan rezeki berupa harta dan tidak dikaruniai ilmu oleh Allah. Lalu dia berkata, seandainya aku memiliki harta maka aku akan melakukan amal perbuatan (dosa) seperti si fulan. Maka dengan niatnya ini dia akan mendapatkan dosa, dan dosa keduanya (dirinya dan si fulan) sama. (HR Tirmidzi dari Abu Kabasyah Al-Anmari).
Fuji E Permana