Rabu 09 Sep 2020 22:37 WIB

GTPP Kaji Permintaan Tambah Kuota Pengunjung Borobudur

Pengelola Borobudur meminta tambahan kuota dari 500 menjadi 5.000 orang

Wisatawan berada di zona 1 kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (8/7/2020). Pihak Balai Konservasi Borobudur (BKB) membuka kembali zona 1 candi Borobudur untuk umum yang ditutup akibat pandemi COVID-19 sejak (15/7/2020), tapi pengunjung belum diperbolehkan menaiki struktur candi Borobudur.
Foto: ANTARA/ANIS EFIZUDIN
Wisatawan berada di zona 1 kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (8/7/2020). Pihak Balai Konservasi Borobudur (BKB) membuka kembali zona 1 candi Borobudur untuk umum yang ditutup akibat pandemi COVID-19 sejak (15/7/2020), tapi pengunjung belum diperbolehkan menaiki struktur candi Borobudur.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Magelang, Zaenal Arifin menyampaikan Tim Gugus Tugas Kabupaten Magelang maupun Provinsi Jawa Tengah sedang mengkaji permintaan penambahan kuota pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur di masa pandemi COVID-19.

"Pengelola Taman Wisata Candi Borobudur minta penambahan kuota pengunjung berkaitan pembatasan jumlah pengunjung di objek wisata tersebut dan sekarang lagi dilakukan kajian oleh gugus tugas provinsi maupun Kabupaten Magelang," katanya di Magelang, Rabu (9/9).

Ia menyampaikan alhamdulillah kondisi di Borobudur saat ini baik, sehingga kemungkinan penambahan kuota pengunjung bisa dilakukan, namun hal ini sedang dilakukan pengkajian.

Menurut dia intinya dari sisi kesehatan, harus diketahui kapasitas pengunjung berapa, kalau kapasitas yang ada di Borobudur kemarin waktu pembukaan pertama itu 500 orang dan kini minta tambahan menjadi 5.000 pengunjung.

"Kemungkinan kalau 5.000 pengunjung kondisinya akan melebihi kapasitas tempat yang ada sehingga tetap harus diturunkan sampai angka 3.000 atau 3.500 orang, kalau di angka tersebut tidak akan terjadi kerumunan," katanya.

Ia menyampaikan bagaimana pun destinasi wisata harus bisa menerapkan protokol kesehatan, jangan sampai terjadi kerumunan.

"Intinya di situ, maka kapasitas yang ada di wilayah destinasi itu yang menjadi ukurannya apakah ketika mau minta angka 5.000 itu terjadi kerumunan atau tidak, kalau terjadi kerumunan itulah mestinya kita untuk menurunkan. Jadi evaluasinya akan kita lakukan secara bertahap, itu yang harus dilakukan kajian," katanya.

Ia menyampaikan Pemprov Jateng kalau tidak salah akan memberikan persetujuan itu di angka 3.500 pengunjung untuk wilayah Borobudur.

Seperti diwartakan sebelumnya pengelola Taman Wisata Candi Borobudur berharap kuota 2.500 pengunjung pada masa adaptasi kebiasaan baru bisa dinaikkan, karena kunjungan wisatawan di akhir pekan hampir menyentuh batasan angka tersebut.

"Dengan kuota tersebut berarti, setelah pengunjung mencapai 2.500 orang dalam satu hari, pengunjung di belakangnya sudah tidak bisa masuk, tentu hal ini akan membuat kecewa," kata General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana. Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 untuk menambah kuota pengunjung tersebut.

Ia menyebutkan terutama pada hari Sabtu dan Minggu pengunjung cukup banyak, pernah mencapai 2.477 orang. Menurut dia guna mengantisipasi jika terjadi kelebihan tersebut sebaiknya kuota kunjungan ditambah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement