Rabu 09 Sep 2020 22:55 WIB

Petani Lebak Tetap Panen di Musim Kemarau

Sebagian besar petani yang memanen padi di lahan seluas 6000 hektare.

Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten, kembali panen padi di tengah musim kemarau (Foto: ilustrasi petani panen)
Foto: SYIFA YULINNAS/ANTARA
Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten, kembali panen padi di tengah musim kemarau (Foto: ilustrasi petani panen)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten, kembali panen padi di tengah musim kemarau. Hal ini diharapkan dapat menyumbangkan ketahanan pangan di daerah ini.

"Kami panen padi seluas satu hektare," kata Oman (60), seorang petani di Kalanganyar Kabupaten Lebak, Rabu (9/9).

Baca Juga

Petani yang memanen padi di Blok Kalanganyar sekitar 30 hektare dan mereka tanam pada Juni 2020. Kebanyakan petani menanam padi varietas benih unggul dengan masa panen selama 100-110 hari setelah tanam (HST). Petani di wilayah ini biasanya bisa tiga kali musim tanam per tahun karena adanya pompanisasi dengan menyedot air dari Sungai Cisimeut itu.

"Kami bisa memanen padi di tengah musim kemarau itu melalui pompanisasi itu," katanya menjelaskan.

Begitu juga petani lainnya, Mulyadi (55) warga Cimarga Kabupaten Lebak, mengatakan, dirinya panen di tengah musim kemarau itu sangat menguntungkan. Pasalnya, tidak terserang hama dan penyakit tanaman. Bahkan, panen padi tahun ini seluas satu hektare dipastikan produktivitas mencapai 8 ton gabah kering pungut (GKP)/hektare.

"Kami panen padi itu sebagian dijual ke penampung juga sebagian lainnya untuk ketahanan pangan keluarga," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, petani di sini musim kemarau juga memanen karena terdapat sumber potensi air dari Situ Palayagan, sehingga bisa memenuhi ketersediaan pasokan air. Petani dapat menyedot air Situ Palayangan melalui pompanisasi bantuan pemerintah daerah.

"Kami berharap areal persawahan di sini bisa terlindungi sebagai kawasan pangan dan jangan sampai terjadi alih fungsi lahan," katanya menegaskan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar, mengatakan, sebagian besar petani yang memanen padi di lahan seluas 6000 hektare. Pertanian tersebar di wilayah Lebak bagian tengah, seperti Kalanganyar, Cimarga, Muncang, Cirinten, Bojongmanik dan Leuwidamar.

"Kami minta petani tidak menjual gabah, namun diharapkan menjual dalam bentuk beras karena menguntungkan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement