REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- CEO Liga Primer Inggris Richard Masters mengatakan, pihaknya sedang berusaha mengembalikan tayangan sepak bola Liga Primer agar dapat disaksikan warga China. Hal itu ia katakan setelah pihaknya tidak akan menayangkan kasta tertinggi sepak bola Inggris itu musim ini.
Liga Primer sudah membatalkan kerja sama dengan PPTV, perusahaan milik Suning Group sebagai pemegang hak siar, pekan lalu. Rencana kontrak kerja sama tiga tahun yang diumumkan sejak pertengahan tahun lalu dengan valuasi 500 juta poundsterling atau setara dengan Rp 9,55 triliun terpaksa putus di tengah jalan. Dilaporkan, pemutusan karena Suning menunda pembayaran dari tenggat waktu yang ditetapkan. Namun tak ada penjelasan resmi dari pihak Liga Primer.
Masters enggan mengungkapkan penyebab pasti putusnya kerja sama antarkedua belah pihak. Ia menyebut, pihaknya hanya harus mengambil sikap terhadap hal ini.
"Kami tahu ada jutaan suporter di China yang ingin menonton Liga Primer. Untuk itu kami akan menyelesaikan persoalan ini," katanya seperti dilansir Daily Mail, Kamis (9/9).
Masters mengatakan, masyarakat China akan segera menikmati tayangan Liga Primer Inggris pada masa depan. Namun, ia tidak bisa memastikan waktu yang spesifik hingga sepakbola Inggris akan kembali.
"Keputusan mengakhiri kerja sama dengan Suning sangat sulit. Mereka partner yang baik bagi kami. Kami harus mengambil langkah yang tepat alih-alih memutuskan cepat-cepat," ujarnya.
Masters mengakui, putusnya kerja sama akan berdampak pada persoalan finansial karena berkurangnya aspek komersil dari China. Terlebih lagi, pihaknya Liga Primer tidak menggelar tur pramusim di negeri Tirai Bambu.
"Menggelar turnamen di sana akan menghasilkan animo yang tinggi. Namun kami belum bisa mewujudkan hal itu. Kami sudah menggelarnya dua kali, dan berharap masih diizinkan kembali," katanya.